• Minggu, 02 November 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Pasar Mangkurawang.(Foto:Achmad Rizki/kutairaya)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) Ditengah temuan beras oplosan yang beredar oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI, belum lama ini, membuat masyarakat Tenggarong terutama para pelaku usaha resah.

Salah satu pelaku usaha kuliner Sri Linawati mengatakan, meskipun temuan itu berada di luar daerah tapi tak menutup kemungkinan bakal terjadi di Tenggarong. Beras oplos itu dinilai sangat menurunkan kualitas dan cita rasa.

"Secara kasat mata, beras opolosan ini hampir tak ada bedanya. Tapi ketika sudah dimasak baru ketahuan berbeda, perbedaan itu pada tekstur dan rasa," kata Sri Linawati pada Kutairaya, Rabu (16/7/2025).

Menurutnya, jika beras yang dibeli itu oplosan pastinya sangat merugikan masyarakat terlebih kepada pedagang. Prinsipnya pedagang kuliner jika membeli beras pasti mempertimbangkan kualitas.

"Beras oplos ini sering terjadi di kota kota besar, terlebih pada harga beras melambung tinggi," ucapnya.

Dirinya membandingkan, jika beras dengan kualitas baik diharga Rp 18 ribu dan kualitas rendah beras diharga Rp 14 ribu, maka sudah jelas selisih keuntungan yang diperoleh dari oknum yang tak bertanggungjawab itu.

Sehingga harapanya, peran pemerintah daerah bisa hadir untuk memastikan kualitas beras di pasaran. Hal ini harus dilakukan, untuk menjamin mutu dari produk yang dijual itu.

"Berita yang beredar ini tak hanya beras oplos, tapi kapasitas ukuran beras dalam kemasan itu tak sesuai. Sehingga ini perlu adanya pengawasan pemerintah daerah," ujarnya.

Sementara itu Pedagang beras di Pasar Mangkurawang Suparno menyebutkan, beras yang dijual ini dijamin tak oplosan. Karena setiap pengiriman atau barang datang, barang itu dilihat dengan teliti bahkan diambil sedikit sample.

"Kita terus melakukan pengecekan untuk menjaga kualitas barang yang dijual. Bahkan melakukan sample dengan menusuk karung beras," sebut Suparno.

Ia mengaku paham terhadap beras oplosan dan beras yang kualitas baik. Beras oplosan itu warnanya sedikit hitam dan patah patah. Itu ciri ciri beras kualitas rendah.

"Saya paham mana beras oplosan dan kualitas tinggi. Karena sudah berjualan lama," akunya.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar Sayid Fhatullah menjelaskan, sejauh ini belum ada temuan dan laporan terkait beras oplosan. Artinya beras yang dijual di pasaran masih aman.

"Kita memiliki satgas pangan, untuk melakukan pengawasan bahan bahan pangan. Dan juga setiap pekan melakukan monitoring terhadap ketersediaan dan harga bahan bahan pokok penting," jelas Sayid Fhatullah.

Ia mengatakan, bagi masyarakat yang menemukan adanya beras oplosan bisa segera dilaporkan, karena sangat merugikan masyarakat. (ary)



Pasang Iklan
Top