Keramba perikanan di Tenggaorong.(foto:Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Harga pakan terus mengalami kenaikan, pembudiya ikan di Tenggarong beralih menggunakan pakan alternatif.
Salah satu pembudidaya ikan di Tenggarong Rahmadani mengatakan, harga pakan saat ini mencapai sekitar Rp 500 ribu dengan berat 50 kg dan tergantung dari jenis maupun kualitas pakan itu sendiri. Sebelumnya harga pakan yang biasa digunakan hanya Rp 450 ribu .
"Harga pakan ternak ini terus naik. Sedangkan biaya produksi tertinggi khususnya di sektor perikanan yaitu, di pakan," kata Rahmadani pada Kutairaya, Rabu (16/7/2025).
Untuk menyikapi hal itu, ia terkadang menggunakan pakan alternatif atau racikan sendiri. Pakan alternatif itu terdiri dari jagung, dedak, usus yang digiling dan dicampur dengan pakan pabrik.
Tujuan dari penggunaan pakan alternatif untuk menekan biaya produksi perikanan. Jika menggunakan pakan pabrik secara full, pelaku perikanan ini hanya mendapatkan keuntungan yang sedikit.
"Resiko berusaha yang bernyawa ini sangat besar, terlebih dihadapkan pada kematian. Untuk itu, saya berfikir keras dalam menekan biaya produksi, sehingga bisa mendapatkan sisa keuntungan yang lumayan dan bisa dikembangkan lagi," ucapnya.
Ia juga sangat bersyukur pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah. Bantuan itu berupa bibit dan pakan. Hal ini sangat membantu sektor perikanan, khususnya dalam meringankan biaya produksi.
Sementara itu terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar Muslik mengakui yang menjadi tantangan terbesar bagi pembudidaya ikan ialah, pakan yang mahal. Biaya pakan menjadi biaya produksi paling tinggi.
Untuk mengatasi hal itu, DKP Kukar secara rutin memberikan bantuan kepada kelompok pembudidaya ikan secara merata di Kukar. Bantuan itu terdiri, keramba, bibit, pakan, kapal, mesin ces, freezer box dan lainnya.
"Kami juga melakukan pelatihan kepada kelompok perikanan, terhadap pembuatan pakan alternatif dengan menggunakan bahan yang ada di lingkungan sekitar," ungkap Muslik. (ary)