Pedagang kopi keliling menggunakan sepeda listrik box (Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Pedagang kopi keliling menggunakan sepeda listrik box saat ini menjamur di Kukar, termasuk di Kecamatan Tenggarong Seberang dan Tenggarong.
Salah satu pengusaha kopi asal Tenggarong Seberang dengan brand Kopi Kita, Cynthia Swastika Rhakasiwi mengatakan, alasan membuka usaha kopi ini dimulai dari kecintaannya terhadap suatu produk minuman kekinian yang bercampur kopi, yang dijual di coffeshop. Ia mencoba membuka usaha kopi dengan pangsa pasar lebih luas di kalangan masyarakat.
"Saat ini memang lagi trend jualan kopi menggunakan sepeda box listrik, dengan harga terjangkau dan pasarnya luas. Awalnya saya dan keluarga itu suka ngopi di coffeshop, sehingga kami mencoba berinovasi untuk membuka usaha kopi, dengan harga terjangkau," kata Cynthia Swastika Rhakasiwi pda Kutairaya, Selasa (15/7/2025).
Sementara usaha kopi ini dimulai sejak 1 bulan lalu, dan menetap di dua lokasi yaitu di Desa Manunggal Jaya depan toko Borneo Build Vape Shop dari siang hingga sore dan bergeser ke lapangan serapo Tenggarong Seberang sejak pukul 16.00-21.00 wita.
Kopi Kita menyediakan berbagai varian rasa kopi diantaranya, americano, latte, aren, pandan dan lainnya. Meskipun harganya terjangkau, tapi kopi ini memiliki cita rasa khas karena dibuat dengan bahan yang berkualitas.
"Kami meracik kopi ini sendiri, bukan menggunakan bubuk yang telah jadi. Untuk harga jual dimulai dari Rp 8 ribu hingga Rp 15 ribu, tergantung dari besaran cup dan varian," ucapnya.
Dalam sehari, penjualan kopi mampu menghabiskan sekitar 100-150 cup atau gelas. Hal ini juga menyesuaikan dengan kondisi cuaca. Berbeda ketika ada event, Kopi Kita mampu menjual 180-200 cup.
"Saya berharap, setiap pelaksanaan event khususnya pedagang kopi keliling bisa terus dilibatkan," ujarnya.
Menurutnya, berjualan di keramaian atau pelaksanaan event merupakan kesempatan pedagang, untuk mencari rupiah.
Sementara itu pengusaha kopi dengan brand Raja Kopi Novianto menyebutkan, usaha kopi ini sudah berjalan sekitar 1,5 bulan yang dimulai dari membuka outlet di Jalan Mangkuaraja dan memiliki cabang dengan menggunakan sepeda listrik box di belakang kantor Bupati dan samping SPBU Jalan Pesut.
"Tujuan dari membuka usaha ini ialah, untuk membuka lapangan pekerjaan bagi pemuda yang serius. Secara pribadi saya tak memiliki basic pembuatan kopi, tapi kita partner dengan teman untuk mengembangkan usaha ini," sebut Novianto.
Penjualan raja kopi dalam sehari dari 3 lokasi itu mampu menghabiskan sekitar 180 cup, dengan harga kopi dimulai dari Rp 8 ribu hingga Rp 15 ribu. Adapun varian kopi yang disediakan ialah, kopi pandan, kopi gula aren, kopi susu raja, kopi hitam, kopi caramel, ice greentea, teh dan Thai Tea.
Dirinya berharap, pemerintah daerah dapat mendukung usaha melalui penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) seperti pelatihan. Pelatihan barista ini sangat penting bagi pelaku usaha kopi pemula, yang belum memiliki basic.
"Dengan pelatihan itu, saya yakin dapat memajukan usaha ini. Karena dari pelatihan itu dapat menghasilkan kopi yang sangat berkalitas," pungkasnya. (ary)