
(Anggota Komisi II DPRD Kaltim Sigit Wibowo.Foto:Istimewa)
SAMARINDA (KutaiRaya.com) - Pemerintah Provinsi Kaltim membuka peluang pendirian aplikator transportasi daring lokal melalui Perusda. Langkah ini menjadi respons terhadap keluhan mitra pengemudi soal rendahnya pendapatan dan program promosi aplikator yang dinilai eksploitatif.
Usulan tersebut mengemuka dalam rapat pembahasan tarif Angkutan Sewa Khusus (ASK) yang berlangsung di Kantor Gubernur Kaltim beberapa waktu lalu.
Hal ini pun mendapat tanggapan dari anggota Komisi II DPRD Kaltim, Sigit Wibowo. Bahkan Politisi PAN ini juga mendukung rencana tersebut.
"Ini merupakan langkah maju yang layak didukung. Sebab gagasan tersebut sejalan dengan semangat efisiensi pelayanan publik sekaligus dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi daerah, " ungkap Sigit belum lama ini.
Ia menilai, gagasan ini memiliki peluang besar, karena sektor transportasi daring ini untuk menopang sektor-sektor lain, termasuk Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang selama ini kerap menghadapi kendala distribusi dan logistik.
"Jika skema layanan dikembangkan secara progresif, maka bukan tidak mungkin sistem ini bisa mencakup layanan pengantaran makanan, logistik barang, hingga kurir tingkat kelurahan. Misalnya, nanti bukan hanya ojek online penumpang, tapi bisa juga dikembangkan ke pengantaran makanan, barang, bahkan layanan kurir antar-kelurahan. Itu bisa dikelola oleh anak usaha BUMD,” tuturnya.
Sigit mengaku, bahwa beberapa daerah lain telah mulai menempuh langkah serupa. Pengalaman mereka menunjukkan bahwa model transportasi digital lokal memungkinkan daerah untuk mengambil kendali lebih besar terhadap pengaturan tarif, perlindungan pengemudi, serta sinergi dengan sistem pelayanan publik lainnya.
"Keunggulan ini tidak dimiliki oleh aplikasi komersial skala nasional yang cenderung beroperasi tanpa keterlibatan aktif pemerintah daerah. Kalau perusahaan swasta bisa bikin dan berkembang, kenapa pemerintah tidak bisa? Apalagi ini BUMD. Kalau sistemnya bagus, pengelolaan profesional, tentu bisa memberikan keuntungan yang besar untuk daerah,” terangnya.
Ia menambahkan, inisiatif untuk menghadirkan layanan transportasi digital yang dikelola perusda Kaltim adalah bentuk inovasi kebijakan yang patut diapresiasi.
“Namun, jangan cuma bicara aplikasi. Kita juga harus pikirkan pelatihan sopir, perlindungan kerja, serta kualitas layanan ke konsumen. Kalau semua itu bisa dijawab, saya yakin masyarakat Kaltim akan tertarik,” tukasnya. (One/Adv)