
Kesenian Kuda Lumping Rukun Jaya, Kelurahan Maluhu Tenggarong.(Foto: Istimewa)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Kesenian kuda lumping atau jaranan di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat. Sebagai salah satu hiburan yang selalu dinantikan masyarakat yang haus akan hiburan ini terus bangkit ditengah tantangan kemajuan zaman.
Kuda lumping sendiri merupakan Kesenian yang berasal dari daerah jawa. Dengan banyaknya populasi penduduk yang berada di Kukar membuat kesenian ini tetap eksis diluar pulau jawa. Dengan ciri khas masing-masing kesenian ini tetap menjadi primadona di hati masyarakat.
Ada beberapa daerah yang masih aktif dalam mengelola kesenian ini, salah satunya di Kelurahan Maluhu. Sebagai daerah transmigrasi Maluhu tetap mengangkat kebudayaan dari nenek moyang terdahulu. Dengan kegigihan dalam melakukan pembinaan menjadikan kuda lumping ini terus berkreasi.
Sunardi pimpinan kesenian kuda lumping Rukun Jaya Maluhu mengungkapkan bahwa kuda lumping memang sudah cukup lama ada di Maluhu dan sudah terdaftar di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kukar sebagai kesenian yang teregestrasi dan memiliki NIK.
"Beberapa tantangan dalam menjalankan kesenian ini terus dihadapi, apalagi saat merintis mengembangkan kesenian ini perlu keuletan dan tekat agar kesenian ini bisa tetap hidup." ujarnya Selasa (8/7/2025).
Tapi semua tantangan ini bisa diatasi secara bertahap, dengan mengandalkan semangat dan guyub rukun seluruh anggota yang ada di kesenian kuda lumping ini ada aja panggilan untuk tampil baik di acara hajatan atau syukuran di Kantor Kelurahan Maluhu.
"Kami tidak sendiri di Maluhu, ada beberapa kesenian jaranan lainnya juga yang aktif seperti Panji Buto Blambangan, Turonggo Seto Budoyo dan lainnya. Semuanya sama-sama menampilkan kesenian khas jawa dengan ciri khas masing-masing." ungkapnya.
Harapannya kesenian kuda lumping ini tetap mendapatkan perhatian khusus pemerintah baik dalam pembinaan maupun fasilitas di setiap kegiatan.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang masih setia menonton kesenian kuda lumping Rukun Jaya ini.
Sementara itu, Kabid Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar Puji Utomo mengatakan bahwa untuk kesenian di Kukar ini sangat banyak dan kompleks mulai dari kesenian dari jawa kuda lumping, reog, dari Sasak Lombok, Bali, dari Kutai ada Tarian Khas Pedalaman, Keraton, dan Pesisir dan masih banyak lagi.
"Semua kesenian ini memang dulunya berada dalam naungan Dinas Pariwisata, namun sekarang telah beralih ke Disdikbud Kukar, sebagai Dinas yang menaungi kesenian ini." ungkapnya.
Tentunya Disdikbud selain menaungi khususnya dalam pendataan serta penerbitan Nomor Induk Kesenian memfasilitasi kesenian ini agar tetap bisa tampil dan aktif mengelola kesenian di masing-masing daerah di Kukar.
"Yang paling banyak mengurus NIK adalah dari kesenian kuda lumping dan tari, karena mereka sering tampil baik di tingkat kecamatan maupun kabupaten bahkan sampai ke tingkat nasional." ujarnya.
Puji berharap kesenian yang ada di Kukar terus berkembang dan berkreasi. Disdikbud tentu akan mensupport kesenian ini, selagi mereka aktif baik secara keanggotaan maupun penampilan. (dri)