Penampilan Tari dari Sanggar Tari Tebu Emas Etam (Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Pengembangan seni tari di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) semakin menunjukkan eksistensinya, seiring dengan banyaknya event yang dilaksanakan baik dari pihak swasta maupun pemerintah dalam memberikan ruang bagi pelaku seni tari ini.
Event menjadi salah satu wadah mereka dalam mengekspresikan hasil latihan dan pembinaan selama ini. Pengembangan ini juga menjadi perhatian semua pihak dalam mendukung kesenian khususnya tari di tengah gempuran digitalisasi yang semakin maju.
Salah satu pelaku seni dari Kelurahan Loa Tebu, Sanggar Tari Tebu Emas Etam (SATTEE), Tera mengatakan bahwa selama ini terus melakukan pembinaan dan latihan untuk meningkatkan skill dan kemampuan dalam seni tari.
"Walaupun baru terbentuk baru 5 bulan, kami yakin kesenian tari akan terus berkembang. Apalagi dengan support event dari pemerintah, tentu akan sangat membantu." ungkap Tera belum lama ini.
Ia mengungkapkan bahwa sudah ada beberapa event yang diikuti seperti seleksi EBIFF di Simpang Odah Etam Tenggarong dan tampil di acara pembukaan festival di Kukar beberapa waktu lalu.
Adapun tari yang sering dibawakan adalah tari jepen kreasi dengan judul bayang hawa atau cermin dan perempuan. Ceritanya mengangkat perubahan perempuan dari masa remaja ke dewasa. Karena perempuan diliputi banyak overthinking sehingga mengangkat cerita ini.
"Persiapan untuk tampil sekitar dua minggu, tapi tergantung dari kesiapan anggota tari. Yang pasti ada persiapan khusus untuk memastikan penampilan yang terbaik." jelasnya.
Ia berharap sanggar tari ini bisa berkembang karena seni sebagai wadah untuk pemuda agar terhindar dari perbuatan yang negatif.
Sementara itu, Sanggar Tari Sinduru Indonesia dari Kecamatan Muara Wis juga tidak kalah eksis di setiap event yang diadakan di Kukar. Mereka sering hilir mudik ke Tenggarong maupun ke luar daerah, menampilkan tari khas dari Hulu Kukar yakni tarian Makjuja.
"Tarian Majuja atau bahasa orang tua dulu kalau ada yang sering mengadu domba maupun kerusakan itu di panggilnya majuja." ujarnya.
Dan tarian ini tahun lalu lolos kurasi internasional festival tari topeng di Solo Jawa Tengah. Keikutsertaan ini difasilitasi langsung oleh Dispar Kukar. Harapan besarnya adalah kesenian terus diberikan ruang dalam mengembangkan tari ini. Karena setiap tahun pasti ada gerakan tari yang terus berkembang dan ada lagi yang baru.
Sementara Kabid Pengembangan Ekonomi Kreatif Dispar Kukar Zikri Umulda mengatakan bahwa dalam pengembangan seni tari di Kukar, pihaknya terus mendorong dan memberikan ruang disetiap event yang dilaksanakan.
"Kami ingin telent berbakat yang ada di Kukar ini bisa difasilitasi semua. Sehingga kedepan akan terbentuk ekosistem ekraf yang dapat memberikan dampak bagi perekonomian masyarakat maupun pengembangan kesenian tari itu sendiri."tutupnya. (dri)