• Selasa, 16 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Para pemain dan sutradara film “Jodoh 3 Bujang” saat press conference usai nonton bareng di XXI SCP Samarinda.


SAMARINDA (KutaiRaya.com) Film komedi-drama "Jodoh 3 Bujang" sukses disambut hangat di Samarinda melalui agenda nonton bareng dan press conference yang digelar di XXI Samarinda Central Plaza (SCP), Rabu (25/06/2025) pukul 16.00 WITA.

Acara tersebut dihadiri ratusan penonton, termasuk komunitas Bugis-Makassar yang menjadi bagian penting dalam latar cerita film tersebut.

Disutradarai oleh Arfan Sabran, film ini diangkat dari kisah nyata tiga pemuda Bugis yang direncanakan menikah secara bersamaan di Makassar pada 2019 lalu.

Namun menurut Arfan, yang menjadi daya tarik bukan hanya soal rencana pernikahan massal itu, melainkan konflik batin dalam keluarga dan benturan antara nilai tradisional dengan aspirasi pribadi.

"Yang menarik bukan sekadar konflik pernikahan, melainkan nilai keluarga, dialog lintas generasi, dan fenomena uang panai (mahar) yang kian tinggi," jelas Arfan dalam sesi konferensi pers

Salah satu tokoh perempuan dalam film ini, Rifa diperankan oleh Aisha Nurra Datau menjadi representasi perempuan Bugis modern yang tumbuh di lingkungan terdidik. Karakter ini disebut Aisha sebagai hasil pendalaman terhadap sosok nyata.

"Rifa adalah sosok cerdas dari keluarga Bugis modern. Ibunya dokter, ayahnya pengusaha real estate. Dia menjunjung tinggi pendidikan dan berpikir kritis terhadap nilai tradisi," ungkap Aisha.

"Saya berdiskusi intensif dengan Sutradara Arfan dan lawan main saya, Jourdy Pranata, serta mempelajari logat Makassar untuk mendalami karakter Rifa," tambahnya.

Bagi Maizura, yang memerankan karakter Nisa dan merupakan aktris asli Bugis, pesan film ini sangat personal.

"Melalui Nisa, kami ingin berpesan bahwa tradisi dan pilihan pribadi bisa berjalan beriringan kalau ada dialog antara orang tua dan anak. Perempuan juga berhak menentukan hidupnya tanpa dianggap lemah," terang Maizura.

Proses penggarapan film juga diwarnai tantangan logat daerah. Para aktor non-Makassar seperti Barbie Arzetta dan Rey Bong mengaku butuh waktu tiga minggu untuk melatih logat Makassar.

"Kami terbantu oleh sutradara asli Makassar, serta pemain seperti Maizura dan Elsa Japasal. Syuting satu bulan di Makassar juga mempermudah kami menghayati aksen dengan natural," ungkapnya.

Samarinda dipilih sebagai salah satu lokasi promosi film karena tingginya antusiasme penonton dan kuatnya komunitas Bugis-Makassar di kota ini. Produser film menyebut Samarinda sebagai kota ketiga dengan tiket yang terjual habis.

"Komunitas Bugis-Makassar di sini cukup besar, jadi kisah ini sangat relate dengan banyak orang Samarinda," ucap produser.

Film tersebut menghadirkan nama-nama besar seperti Jourdy Pranata, Aisha Nurra Datau, Maizura, Christoffer Nelwan, Barbie Arzetta, hingga Arswendy Bening Swara dan Cut Mini, film "Jodoh 3 Bujang" tak hanya menyajikan hiburan penuh tawa, tapi juga menyuguhkan refleksi tentang keluarga, pilihan hidup, dan nilai-nilai budaya yang masih relevan hingga kini. (skn)



Pasang Iklan
Top