Petani Maluhu Rasakan Manfaat Pembangunan Embung yang Dibangun Pemkab Kukar.
TENGGARONG (KutaiRaya.com) Sektor ketahanan pangan menjadi bagian penting didaerah, dengan peningkatan produksi disektor pertanian dalam arti luas. Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki potensi pertanian yang cukup menjanjikan, Kukar menjadi salah satu lumbung pangan di Kaltim.
Saat ini sektor pertanian telah bertransformasi ke arah modern atau teknologi. Pertanian saat ini tidak identik dengan jaman dahulu, yang pengelolaannya masih manual.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar tengah serius membangun dan mengembangkan sektor pertanian, sebagai ketahanan pangan di Kaltim. Hal itu telah dibuktikan dengan kerja sama antar lembaga, akademisi dan lainnya.
Selain itu, dalam meningkatkan produktivitas dan pengembangan sektor pertanian. Pemkab Kukar juga memperkuat infrastruktur pertanian, dengan membangun embung, irigasi, jalan usaha tani, sumur bor dan lainnya.
Khususnya di Kecamatan Tenggarong, penguatan infrastruktur pertanian telah dirasakan termasuk pembangunan embung, di Kelurahan Maluhu pada akhir 2024 lalu.
Pembangunan embung ini sangat memberikan manfaat kepada petani, terlebih pada sistem pengairan lahan pertanian saat musim kemarau tiba. Dengan adanya pembangunan embung di Kelurahan Maluhu, ada sekitar puluhan hektare area persawahan terbantu terhadap sistem pengairan yang ada.
Selama ini, sistem pengairan area persawahan di Kelurahan Maluhu hanya sebatas tadah hujan. Sehingga hal tersebut menjadi tantangan bagi petani ketikat musim kemarau tiba.
Dengan keberadaan embung tersebut, telah menjawab kegelisahan para petani ditengah musim kemarau. Artinya embung itu dapat memenuhi kebutuhan air terhadap lahan pertanian di Maluhu.
Embung di Maluhu ini dibangun oleh Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar dan diresmikan langsung oleh Bupati Kukar Edi Damansyah, pada 24 April 2025 lalu.
Saat itu, Edi Damansyah menyatakan pembangunan embung ini bagian dari komitmen pemerintah daerah, dalam mendukung sektor pertanian. Sementara pembangunan embung itu merupakan usulan dari masyarakat atau kelompok pertanian di Maluhu.
Pihaknya berharap, keberadaan embung itu mampu meningkatkan frekuensi tanam menjadi 3 kali panen selama satu tahun. Selama ini masa tanam hanya dua kali dalam setahun.
Edi Damansyah juga berpesan, agar embung itu bisa dijaga dan dikelola dengan baik. Embung menjadi salah satu infrastruktur pertanian paling penting, khususnya dalam sistem pengairan padi sawah.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar Wiyono menjelaskan, pembangunan embung di Maluhu ini dimulai pada 2024 lalu. Pembangunan embung itu meliputi bendungan air dan penahan air.
"Luasan embung ini sekitar setengah hektare dan mampu mengairi area persawahan sekitar 10 hingga 15 hektare,"kata Wiyono pada Kutairaya, di Maluhu, Rabu (11/6/2025).
Ke depan embung itu dilanjutkan pembangunan finishing, dengan menata area sekitarnya seperti membangun akses pejalan kaki dengan menggunakan vapping blok, membangun jembatam di belakang dan lainnya.
"Semoga ke depan keuangan daerah mampu, sehingga bisa dilanjutkan. Jadi ini akan menunjang menjadi salah satu destinasi wisata baru," ucapnya.
Pihaknya menilai, lokasi embung ini sangat strategis dengan menyuguhkan view pemandangan yang indah. Sehingga ini menjadi potensi wisata, untuk didukung dan dikembangkan.
"Embung ini menyuguhkan view pemandangan yang indah, apalagi dibangunkan gazebo yang bisa memikat daya tarik wisatawan untuk berkunjung," jelasnya.
Meskipun belum rampung secara keseluruhan, namun dipastikan embung tersebut bisa difungsionalkan untuk mengairi area persawahan, di Maluhu. Pembangunan embung tersebut merupakan bukti nyata perhatian pemerintah daerah, terhadap sektor pertanian.
"Dalam pembangunan embung juga memperhatikan lingkungan sekitar, termasuk menjaga lingkungan atau tanaman yang ada agar pemandangan itu tetap indah," ungkapnya.
Sementara itu Lurah Maluhu Tri Joko Kuncoro menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, yang telah membangunkan embung untuk mendukung sektor pertanian di Maluhu.
"Ini merupakan bentuk perhatian yang luar biasa dari pemerintah daerah. Embung ini sangat bermanfaat bagi petani di Malahu," ujar Tri Joko Kuncoro.
Ia menyebutkan, keberadaan embung ini mampu mengairi area persawahan di sejumlah RT baik RT 17, RT 18, RT 19, RT 20 dan RT 21, dengan luasan sekitar 50 hektare lahan pertanian baik itu padi sawah maupun hortikultura.
"Ada sekitar 3 Kelompok pertanian yang telah merasakan manfaat, dari pembangunan embung tersebut,"sebutnya.
Melalui pembangunan embung itu, para petani merasa senang dan tak khawatir kekurangan air. Bahkan di musim kemarau, embung tersebut mampu mengairi lahan pertanian mereka.
"Sebelum adanya embung ini, para petani hanya mengandalkan tadah hujan untuk mengairi lahan pertanian mereka," paparnya.
Menurutnya, keberadaan embung ini juga mampu meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan meningkatnya produktivitas pertanian, pastinya juga dapat meningkatkan perekonomian para petani.
Pembangunan embung ini telah membuktikan peran pemerintah daerah, dalam mewujudkan ketahanan pangan. Peran pemerintah daerah ini dinilai sangat memberikan manfaat bagi petani.
Terpisah, salah satu petani sekaligus Ketua RT 18 Maluhu Suparyadi menyampaikan rasa syukurnya terhadap pembangunan embung tersebut. Pembangunan ini sangat menbantu para petani, dalam mendapatkan sistem pengairan yang maksimal.
"Jika sistem pengairan bisa maksimal, maka dipastikan hasil pertanian juga maksimal," kata Suparyadi.
Selain pembangunan embung, dukungan pemerintah daerah terhadap sektor pertanian berupa alat mesin pertanian, pupuk, bibit dan lainnya.
Pihaknya juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah daerah, yang telah serius untuk memajukan sektor pertanian khususnya di Maluhu. Dirinya berharap, dukungan pertanian tak terputus saat ini saja. Tapi dukungan itu terus berlanjut, sehingga dapat mewujudkan ketahanan pangan untuk Kaltim dan IKN. (adv/ary)