TENGGARONG, (KutaiRaya.com) - Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) menyambut baik penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Diskominfo Provinsi Kalimantan Timur dengan Diskominfo kabupaten/kota se-Kaltim terkait program internet gratis untuk desa. Program ini dinilai sejalan dengan inisiatif yang telah dirancang oleh Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara.
Hal ini disampaikan oleh Plt. Kepala Diskominfo Kukar, Solihin, usai mengikuti Rapat Koordinasi Daerah Bidang Komunikasi, Informasi, Statistik, dan Persandian se-Kalimantan Timur Tahun 2025 yang digelar di Hotel Grand Elty Singgasana, Tenggarong, pada Kamis (15/5/2025).
Menurut Solihin, program internet gratis desa yang diinisiasi Diskominfo Kaltim sangat relevan dengan program-program yang selama ini telah disusun di Kukar. Salah satu fokus utama Diskominfo Kukar adalah menyediakan akses internet gratis bagi masyarakat desa guna mendukung pemerataan informasi dan layanan digital.
“Kehadiran program dari provinsi ini seperti gayung bersambut. Apa yang kami rintis kini mendapat dukungan kuat dari Pemprov Kaltim. Kami menilai ini adalah langkah strategis dan sangat penting untuk mendukung digitalisasi desa,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan harapan agar sinergi antara Diskominfo provinsi dan kabupaten/kota dapat terus terjalin dengan baik. Kolaborasi ini penting untuk memperluas jangkauan layanan dan memastikan seluruh masyarakat, termasuk di daerah terpencil, dapat menikmati akses informasi yang merata.
Solihin menambahkan, tantangan geografis Kukar yang luas membuat penyediaan jaringan internet bukan perkara mudah. Karena itu, program dari Pemprov Kaltim sangat membantu, terutama dalam menjangkau desa-desa yang masih kekurangan akses.
“Program ini akan sangat bermanfaat. Dengan adanya akses internet, masyarakat desa bisa lebih mudah mengakses informasi, layanan publik, serta membuka peluang untuk pengembangan ekonomi dan pendidikan berbasis digital,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Diskominfo Kaltim Muhammad Faisal menyatakan bahwa program internet desa merupakan salah satu dari dua tugas utama yang diberikan oleh Gubernur Kaltim. Selain internet desa, pihaknya juga bertanggung jawab terhadap implementasi aplikasi SAKTI yang akan mengintegrasikan seluruh aplikasi pemerintahan daerah dalam satu platform.
Faisal menargetkan seluruh 841 desa di Kaltim akan terhubung dengan internet paling lambat akhir Desember 2025. Pada tahun 2024, anggaran telah disiapkan untuk 716 desa, sementara sisanya akan didanai melalui anggaran perubahan. Program ini mencakup pengadaan jaringan serta pembiayaan layanan bulanan.
“Untuk tahap awal, pelaksanaan dimulai Juni ini dengan pilot project di beberapa desa. Mulai 2026, seluruh desa akan mendapatkan layanan penuh selama 12 bulan,” ujarnya.
Setiap desa akan memperoleh satu titik akses internet, yang lokasi penempatannya disepakati bersama masyarakat. Prioritas utama berada di kantor desa, diikuti oleh fasilitas umum seperti pos pelayanan, sekolah, hingga pusat kegiatan warga.
Namun, Faisal mengakui ada tantangan tersendiri, terutama terkait ketersediaan listrik. Masih ada sekitar 110 desa yang belum teraliri listrik, dengan 17 desa di antaranya sangat sulit dijangkau. Untuk wilayah-wilayah tersebut, akan digunakan alternatif seperti Starlink berbasis satelit yang ditenagai panel surya.
"Dengan pendekatan teknologi yang adaptif dan dukungan dari berbagai pihak, kami Diskominfo Kaltim optimis dapat mewujudkan konektivitas digital bagi seluruh desa di Kalimantan Timur," pungkasnya. (Dri/Adv)