TENGGARONG, (KutaiRaya.com) - Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) melalui Dinas Pekerjaan Umum (PU) terus bergerak untuk menjawab tantangan kemacetan dan tata ruang Kota Tenggarong. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah pembangunan jembatan baru yang akan menghubungkan Jalan Danau Semayang dan Jalan Monumen Barat, yang dinilai sebagai solusi strategis untuk memperlancar arus lalu lintas sekaligus menata ulang kawasan tepian sungai.
Kepala Dinas PU Kukar, Wiyono, menjelaskan bahwa jembatan baru ini dirancang dengan lebar 14 meter dan panjang sekitar 30 meter. Selain itu, pembangunan jembatan ini juga akan dibarengi dengan penataan kawasan tepian sungai yang selama ini terlihat kumuh.
“Jadi kita ini memang sedang membangun jembatan, tapi juga memperbaiki tepian sungai. Itu akan kita buatkan taman. Supaya ketika jembatan selesai, taman juga selesai, semuanya nyambung. Kita ingin pengerjaannya tidak buka-tutup terus, jadi diselesaikan bersamaan agar fungsional dan tampilannya langsung bagus,” ungkap Wiyono.
Ia menegaskan bahwa pekerjaan akan dilakukan secara simultan untuk menghindari proyek yang terputus-putus dan berpotensi mangkrak. Dengan perencanaan yang matang, diharapkan semua elemen bisa selesai dalam waktu yang bersamaan dan memberi manfaat maksimal.
Terkait pengaturan lalu lintas selama proses pembangunan, Wiyono menyebut bahwa jika jembatan ditutup selama satu tahun penuh, maka pada tahun 2026 jembatan sudah bisa difungsikan secara penuh. Setelah itu, barulah Pemkab Kukar akan mulai membicarakan pelebaran Jalan Panjaitan sebagai proyek lanjutan jangka panjang.
“Saat ini yang paling mendesak memang jembatan. Kalau kita tidak membangunnya, kita tidak akan bisa mendukung kota ini sebagai kota wisata. Banyak keluhan dari masyarakat luar, seperti saat acara Adat Erau lalu lintas macet total,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa keberadaan jembatan baru ini nantinya akan mengurangi ketergantungan terhadap Jembatan Mangkuraja yang jalurnya sempit dan sering menjadi titik kemacetan, terutama saat kendaraan dari arah Samarinda dan sekitarnya menumpuk.
“Kalau jembatan ini bisa difungsikan, saya yakin akan sangat membantu. Orang dari Samarinda bisa langsung ke Jalan Ahmad Yani atau Imam Bonjol tanpa menumpuk di satu titik,” tambahnya.
Terkait anggaran, Wiyono mengatakan pihaknya melakukan penyesuaian dengan kondisi keuangan yang tersedia. Salah satunya, penggunaan girder yang semula direncanakan sebanyak 30 unit dipangkas menjadi 20 unit, dan sisa dana dialokasikan untuk menyelesaikan bagian proyek lain yang belum tercover.
“Arahan dari Inspektorat juga kami ikuti. Penyesuaian dilakukan agar dana yang tersedia bisa tetap menjadikan jembatan ini fungsional. Target kami, rampung akhir Desember tahun ini,” jelas Wiyono optimistis.
Lebih lanjut, ia juga menyinggung tentang fungsi baru dari Jembatan Besi yang lama. Nantinya, jembatan tersebut akan dialihfungsikan menjadi jembatan penyeberangan orang dan sepeda. Langkah ini diambil untuk menjaga nilai historis jembatan serta memperpanjang usia pakainya.
“Untuk merawat jembatan agar usianya lebih panjang, nanti akan ditutup dari kendaraan, tapi masih bisa dilalui pejalan kaki dan pesepeda. Kalau tidak dilalui kendaraan berat, maka perawatannya juga lebih memungkinkan,” jelasnya.
Menurut Wiyono, wilayah revitalisasi tepian akan mencakup dari Jembatan Bongkok hingga ke kawasan Maduningrat yang minim permukiman, sehingga memungkinkan pengembangan ruang publik seperti taman dan area rekreasi.
Dinas PU Kukar juga akan melakukan evaluasi terhadap struktur Jembatan Besi. Jika ditemukan kerusakan besar, termasuk kemungkinan penggantian komponen logam di bagian bawah, maka perbaikan akan dilakukan dengan izin khusus agar tidak merusak elemen yang sudah ditetapkan sebagai bagian dari warisan budaya.
Dengan berbagai rencana yang telah disusun secara komprehensif, Pemkab Kukar berharap masyarakat dapat mendukung pembangunan jembatan ini sebagai bagian dari langkah besar menuju Kota Tenggarong yang lebih tertata, nyaman, dan siap menjadi destinasi wisata andalan di Kalimantan Timur. (Dri/Adv)