• Kamis, 27 Maret 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Dispora Kabupaten Kutai Kartanegara



TENGGARONG (KutaiRaya.com) Pengelola kantin sekolah merasa khawatir terhadap Program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) ini dilaksanakan. Pasalnya, program itu bisa menurunkan omset penjualan di sekolah.

Salah satu pengelola kantin SMK Negeri 1 Tenggarong Umi mengatakan, kekhawatiran terhadap pelaksanaan program MBG itu pasti ada. Namun program ini harus didukung penuh oleh masyarakat, karena tujuan pemerintah juga baik terhadap seluruh peserta didik termasuk SMK Negeri 1 Tenggarong.

"Jika program itu sudah berjalan, pasti ada pengaruhnya terhadap omset penjualan yang mengalami penurunan. Mau bagaimana lagi? Pasti masih ada anak anak berbelanja di kantin," kata Umi pada Kutairaya, Senin (10/2/2025).

"Seberapa pun itu hasilnya perlu kita bersyukur," imbuhnya.

Pihaknya juga menyampaikan terima kasih kepada pihak SMK Negeri 1 Tenggarong yang telah memberikan kesempatan dan tempat untuk berjualan di sekolah ini.

Salah satu peserta didik SMK Negeri 1 Tenggarong Bunga mengatakan, program MBG ini sangat baik. Sebab program MBG dapat menjamin pemenuhan serat atau kebutuhan gizi serta menghemat uang jajan siswa.

"Di SMK Negeri 1 Tenggarong belum dilaksanakan program MBG. Kami berharap program ini bisa dilaksanakan secara menyeluruh di sekolah," kata Bunga.

Menurutnya, dengan adanya program MBG uang jajan siswa bisa ditabung untuk keperluan sekolah, terlebih terhadap siswa kelas XII untuk biaya pendaftaran kuliah. Selama ini siswa hanya berbelanja di kantin sekolah ataupun membawa bekal dari rumah.

"Saya lebih sering membawa bekal makanan dari rumah, karena sudab pasti terjamin kualitas atau kesehatannya," ucapnya.

Menanggapi hal itu, Plt Kepala SMK Negeri 1 Tenggarong Stefanus Batas menjelaskan, program MBG belum dilaksanakan di sekolah ini. Pihaknya juga terus melakukan koordinasi dengan UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim di Tenggarong terkait dengan pelaksanaan MBG, mengingat program itu dapat respon baik dari siswa.

"Sejauh ini belum ada pembahasan terhadap pelaksanaan program MBG di SMK Negeri 1 Tenggarong, khususnya terhadap Petunjuk Teknis (Juknis)nya seperti apa nantinya," jelas Stefanus Batas.

Dalam hal ini, pihaknya siap menjadi sekolah penerima manfaat dari program tersebut. Sementara terkait dengan dampak yang dirasakan oleh pengelola kantin akibat adanya program itu, dipastikan pengelola kantin masih mendapatkan pemasukan dari anak anak yang berbelanja.

"Pengelola kantin masih dapat pemasukan dari anak anak sekolah yang berbelanja, karena sekolah ini telah menerapkan full day atau pembelajaran hingga sore," ujarnya

Artinya waktu istirahat siswa tidak hanya sekali saja. Sehingga waktu istirahat itu bisa dimanfaatkan siswa untuk berbelanja di kantin. (ary)

Pasang Iklan
Top