TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Puncak acara Erau Adat Kutai tahun 2024 ditandai dengan prosesi ngulur replika sepasang naga laki dan bini dan dilanjutkan dengan belimbur. Rangkaian ini dilaksanakan di Keraton Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, tepatnya di Museum Mulawarman Tenggarong, Minggu (29/9/24).
Ritual ngulur naga ini merupakan tradisi turun temurun, dilakukan dengan mengarak sepasang naga dengan menggunakan kapal menuju Desa Kutai Lama, Kecamatan Anggana. Kedua naga terbuat dari kayu dan rotan, yang memanjang bak ular sepanjang 17 meter, dengan leher dan kepalanya yang berdiri tegak setinggi 1.5 meter.
Adapun, rute penghantaran naga melalui sungai legendaris, yakni Sungai Mahakam. Naga kemudian diangkut ke atas kapal. Selama perjalanan, kapal akan berhenti beberapa kali untuk berkomunikasi dengan para mahkluk sakral.
Kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara, Heriyansah menjelaskan bahwa prosesi Erau memiliki aturan-aturan yang sudah ditetapkan, termasuk prosesi mengulur naga, di mana replika dua naga akan dilarungkan ke Kutai Lama sebagai kendaraan Putri Karang Melenu.
Setelahnya, air tuli akan diambil dari Kutai Lama, yang kemudian dipercikkan oleh Sultan di atas Ranggatiti, menandai dimulainya belimbur.
"Prosesi belimbur ini memiliki tata caranya, seperti tidak boleh ada pelecehan, air yang digunakan harus bersih, dan ada waktu yang ditentukan untuk belimbur," ujarnya.
Belimbur akan dimulai setelah Sultan memercikkan air tuli, dan akan berakhir pada pukul 15.00 WITA. Sultan juga telah memberikan instruksi untuk menjaga adat dan martabat acara tersebut agar tidak terjadi penyimpangan.
Heriyansah juga menekankan pentingnya empat dasar dalam adat Kesultanan Kutai Kartanegara, yaitu adat, budaya, nilai-nilai kearifan lokal, dan falsafah hidup Bhinneka Tunggal Suwaka hidup berkalang amanah, mati berkalang tanah.
"Jika nilai-nilai dasar ini diterapkan dengan baik, kami yakin Kutai Kartanegara akan menjadi titik cahaya di Ibu Kota Nusantara dan berkontribusi dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045," ungkapnya.
Sementara Pjs Bupati Kukar Bambang Arwanto, mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, sebagai bentuk menjaga dan melestarikan budaya yang ada di Kutai. Acara yang merupakan rangkaian erau ini untuk menjunjung nilai-nilai budaya.
"Kami berharap acara ini dapat berjalan dengan lancar, tentunya aman dan tertib. Masyarakat bisa mengikuti seluruh rangkaian dengan menaati aturan yang ada." tutupnya (dri)