TENGGARONG (KutaiRaya.com) - Ratusan jama'ah dan umat muslim di Tenggarong dan sekitarnya, menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H, yang diselenggarakan Pemkab Kukar bersama pengurus Bapel Masjid Agung Sultan AM Sulaiman, dengan menghadirkan penceramah Ketua PC NU Kukar KH. Askin Bahar, di Masjid Agung Sultan Aji Muhammad Sulaiman Tenggarong, Kamis (19/09/2024) malam.
Kegiatan tersebut dihadiri Sekdakab Kukar Sunggono, Ketua Bapel Masjid Agung Ir. H. Muhammad Bisyron beserta jajaran, perwakilan Forkopimda Kukar, perwakilan Kantor Kemenag Kukar, Ketua Baznas Kukar, Kabag Kesra Setkab Kukar Dendy Irwan Fahriza serta undangan lainnya.
Dalam kesempatan itu, Sekdakab Kukar Sunggono mewakili Bupati Kukar dalam sambutannya mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang sudah kental dan memasyarakat di kalangan umat muslim. Bukan cuma di Indonesia, tradisi yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam tahun Hijriah ini, juga marak diperingati oleh umat-umat Islam di berbagai belahan dunia.
"Secara substansial, perayaan Maulid Nabi adalah sebagai bentuk upaya bagi umat islam untuk dapat mengenal lebih dekat akan keteladanan Nabi Muhammad SAW sebagai pembawa ajaran agama Islam, " ungkapnya.
Ia mengungkapkan, tercatat dalam sepanjang sejarah kehidupan, bahwa Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin besar yang sangat luar biasa dalam memberikan teladan agung bagi umatnya. Untuk itu kita harus mencintal Rosul dengan tidak henti- hentinya membaca sholawat dan mendoakannya, dengan memperbanyak sholawat, Insya Allah akan selamat dunia akhirat.
"Dan yang tidak kalah pentingnya dalam merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah kita sebagai umat islam harus mampu mengartikulasikan teladan yang diberikan sebagai salah satu upaya transformasi diri atas kesalehan diri dan umat. Yakni, sebagai semangat baru untuk membangun nilai-nilai prophetik (Nubuwwah) agar tercipta masyarakat yang madani (Civil Society) yang merupakan bagian dari demokrasi seperti toleransi, transparansi, anti kekerasan, kesetaraan gender, cinta lingkungan, pluralisme, keadilan sosial, ruang bebas partisipasi, dan humanisme, " tuturnya.
Dengan memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW lanjutnya, diharapkan kita dapat mengingat kembali tauladan Nabi Muhammad, sehingga mengembalikan kita kepada sunnah Rasul dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Kita patut meneladani buah pikiran yang cerdas dan jernih, ucapan yang santun dan lembut, serta tindakan yang arif dan bijaksana. Itulah perilaku yang diwarnai oleh akhlak mulia akhlaqul karimah. Akhlak mulia yang mampu menebarkan rahmatan lil'alamin, rahmat bagi sejuruh semesta alam.
"Dalam berbagai bidang kehidupan, teladan Rasulullah masih relevan untuk diterapkan. Sebagai ilustrasi, Rasulullah mengajarkan untuk selalu bersikap adil. Keadilan ini patut kita wujudkan dalam menjalankan kehidupan. Dengan menerapkan nilai-nilai keadilan kita belajar untuk dapat hidup toleran dengan sesama, ikhlas meringankan beban sesama, dan berjuang untuk mendapatkan hak dan perlakuan yang adil bagi sesama. Tradisi yang baik ini hendaknya terus dipelihara, dan Pemerintah Daerah memastikan kehadirannya sebagai bentuk dukungan kepada seluruh masyarakat muslim, " terangnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga menambahkan, bahwa sebentar lagi kita akan menghadapi pesta demokrasi, yakni Pemilihan Gubernur/Wakil Gubernur, Bupati/Walikota dan Wakil Bupati/Wakil Walikota pada tanggal 27 November 2024. Untuk itu dalam kesempatan yang mulia ini, saya menitipkan pesan kepada saudaraku untuk menjaga kondusifitas Masjid dan Mushola agar senantiasa di makmurkan oleh para jamaah untuk melaksanakan ritual ibadah seperti Sholat Wajib 5 Waktu, Sholat- Sholat Sunnah, Pengajian, Taklim oleh Majelis Taklim) dan kegiatan-kegiatan soaial keagamaan lainnya yang menyangkut kemaslahatan umat.
Kemudian, jangan pernah bosan untuk selalu mengingatkan kepada Jamaah/masyarakkat untuk menjaga netralitas dan tidak terjebak oleh ajakan dan bisikan oknum yang tidak bertanggungjawab untuk memihak salah satu dan sekian banyak kandidat. Tidak menjadwalkan, menerima Dai/Penceramah yang berafiliasi (memihak) kepada salah satu kandidat dan tidak memasang Baliho, Spanduk, Poster dan/atau alat peraga lainnya di sekitar masjid dan mushola.
"Perbedaan pilihan adalah hal yang wajar, namun jangan sampai karena perbedaan pilihan itu menyebabkan perpecahan diantara umat islam, Mari terus satukan barisan. Saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk mensukseskan kegiatan ini, " pungkasnya. (One)