TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya untuk menurunkan angka stunting di Kukar. Salah satunya dengan melakukan pendampingan kepada keluarga yang beresiko stunting.
Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mengungkap data bahwa Prevelensi Stunung Nasional hanya turun 0,1% dari Tahun 2022 yaitu 21.5%. Sedang sebaran Prevelensi Stunting per Propinsi Tahun 2023 Kalimantan Timur pada 22,9 % masih diatas Nasional Prevelensi Stunting Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2022 23,9 % dan pada Tahun 2023 22.9 % perubahan 1,0 %. Selanjutnya untuk Prevelensi Stunting Kabupaten Kutai Kartanegara pada Tahun 2022 27,1% Dan untuk Tahun 2023 belum di ekspos.
Sekertaris DPPKB Kukar Mastukhah mengatakan bahwa fokus DPPKB hanya pada keluarga resiko stunting, terdiri dari beberapa pendampingan yakni ada di calon pasangan suami istri, balita dibawah dua tahun, ibu hamil dan pasca bersalin.
"Yang melakukan pendampingan adalah Tim Pendamping Keluarga (TPK) ada dari Nakes, PKK, dan Kader KB untuk memastikan keluarga yang bersiko stunting mendapatkan pelayanan yang baik." kata Mastukhah Selasa (26/3/24)
Mastukhah menjelaskan resiko stunting itu berdasarkan hasil pendataan keluarga mulai dari pendataan menggunakan Sistem Informasi Pendapatan Keluarga (SIPK), kemudian masuk ke Sistem Informasi Keluarga (SIGA) itu secara nasional. Setelah itu baru di verifikasi dan validasi data keluarga yang terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak, dan terlalu dekat anaknya serta data lainnya.
Untuk pendampingannya, mereka menyasar ke lokasi yang beresiko stunting, kemudian mendatangi untuk memastikan data keluarga yang beresiko stunting tersebut dan dilaporkan melalui Elektronik Siap Nikah dan Hamil (Elsimil).
Elsimil merupakan sebuah inovasi dari BKKBN untuk menekan angka stunting yang ditujukan kepada calon pengantin, pasangan usia subur, ibu hamil, ibu pasca persalinan, dan balita.
"Kami berharap dengan adanya pendampingan ini dapat menurunkan angka stunting di Kukar menjadi 14 persen sesuai target nasional." tutupnya. (adv/dri)