• Senin, 29 April 2024
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur

Diskominfo Kabupaten Kutai Kartanegara



Distanak Kukar terus berupaya untuk melakukan pengobatan terhadap sapi yang terinfeksi PMK.(foto:istimewa)

TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi mulai menyebar di Kutai Kartanegara (Kukar). Hal ini setelah Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar menemukan 115 ekor sapi yang positif PMK sejak 30 Agustus 2022 lalu di Kecamatan Loa Janan dan Samboja.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan Distanak Kukar, Aji Gazali Rahman, mengatakan dari 115 ekor sapi, ini sudah suspek jadi 62 ekor ada di Kecamatan Loa Janan yakni 4 ekor ditemukan mati, kemudian 3 ekor dipotong paksa, dan 45 penyembuhan dan sisanya masih ada di Samboja dalam proses penyembuhan.

"Ini sudah kita pastikan sudah ada keluar surat hasil laboratoriumnya dari kasus baru ke positif PMK. Tapi kalau kukunya sudah lepas sapi tidak bisa dilakukan pengobatan. " ungkap Gazali.

Adapun proses penyembuhan Distanak Kukar ketika sudah tau sapi terkena gejala seperti keluar busa, sariawan, luka-luka pada kaki maka cepat diobati. Untuk pengobatan diutamakan untuk sapi yang susah makan selama dua hari sampai sapi sudah bisa makan.

"Alhamdulilah karena Kukar banyak sapi jenis ras Bali, proses penyembuhannya lebih cepat dibandingkan dengan sapi limosin, simmental, maupun brahman." ujarnya.

Gazali menyebutkan bahwa Distanak Kukar mulai menyuntikan vaksin pertama untuk sapi yang belum terjangkit PMK untuk meminimalisir penyebaran penyakit tersebut.

"Dimana sebanyak 30 ribu vaksin yang dimiliki Pemprov Kaltim, Kukar telah mendapat jatah sebanyak 10 ribu dosis. Dan sebenarnya ini belum cukup untuk kebutuhan kita, tapi daripada tidak diberikan vaksin sama sekali." jelasnya. (*dri)

Pasang Iklan
Top