
Keempat penari dari Sanggar Tari Adilla.(Dok: Sanggar Tari Adilla)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Selama 17 tahun berdiri, Sanggar Tari Adila tetap konsisten menjadi salah satu kelompok seni yang melestarikan budaya Kutai, khususnya dalam seni tari tradisional.
Ketua Sanggar Tari Adilla, Herlianur Febrianti mengatakan, sanggar ini berdiri pada 28 Desember 2008, dan menjadi wadah bagi anak-anak muda di Tenggarong untuk menyalurkan bakat seni mereka.
"Dulu kami ini awalnya anggota dari Serapo LPKK. Tapi karena Serapo bubar, akhirnya kami membentuk sanggar sendiri dan menamainya Sanggar Tari Adila," ujarnya pada Kutairaya.com di Tenggarong, Kamis (6/11/2025).
Nama Adilla sendiri ternyata diambil dari nama anak pembina Sanggar, Adilla ini gabungan dari nama Adit dan Dila.
Sejak awal berdiri, tujuan Sanggar Tari Adilla ini untuk melestarikan kebudayaan Kutai, terutama Tari Jepen yang menjadi ciri khas daerah Kutai. Selain itu, sanggar ini juga aktif mengajak generasi muda untuk bergabung dan ikut menjaga seni tradisional.
"Daripada anak-anak muda sibuk hal-hal yang tidak bermanfaat, lebih baik kita ajak mereka untuk berkesenian. Kalau bukan kita yang melestarikan budaya etam, siapa lagi??" ucapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sanggar tari ini sempat mengalami vakum sekitar tahun 2018-2019 karena masalah internal, tapi sanggar tari adilla ini bangkit kembali pada tahun 2020.
"Waktu itu saya dan teman saya berinisiatif untuk menghidupkan Adilla lagi. Pada saat itu banyak anggota lama yang sudah menikah atau kuliah di luar daerah, tapi semangat kami untuk bangkit tetap besar," ungkapnya.
Kini, Sanggar Tari Adilla terus berkembang dan saat ini memiliki sekitar 20 anggota aktif. Selain Tari Jepen, mereka juga melestarikan tari pedalaman, tarsul dan beberapa seni tradisional lainnya.
Namun perjalanan mereka tidak selalu mudah, banyak tantangan yang membuat mereka gelisah.
"Sekarang anak-anak agak susah diajak ke kesenian kalau tidak ada uangnya. Padahal dulu kami menari bukan karena bayaran, tapi karena cinta sama budaya," tuturnya.
Disisi lain dukungan dari pemerintah daerah juga menjadi salah satu faktor penting untuk perkembangan sanggar ini.
"Alhamdulillah, sekarang pemerintah lebih memperhatikan. Setiap kegiatan seni, semua sanggar diberi kesempatan untuk menunjukkan keseniannya seperti di SOE, " jelasnya.
Ia berharap, agar sanggar ini bisa terus tumbuh dan menarik lebih banyak anak muda untuk mencintai seni daerah.
"Harapan saya, semoga Adila semakin berjaya, makin banyak peminatnya, dan budaya kita ini tetap lestari. Jangan sampai hanya budaya modern saja yang disukai anak muda sekarang," tutupnya. (*zar)