
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) Supriyadi.(Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(Kutairaya.com): Dalam upaya menekan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), Dinas Kesehatan (Dinkes) gencar memberikan vaksinasi DBD sebanyak 3.100 dosis kepada murid SD.
Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL), Dinkes Kukar, Supriyadi menjelaskan, untuk vaksinasi DBD itu sebanyak 3.100 dosis untuk 1.550 orang dan itu sudah terealisasi di dosis 1 sudah semua terserap.
Artinya 1.550 anak sudah tervaksin DBD, memang pilihannya baru anak sekolah, kemudian beberapa sekolah saja.
"Dan ternyata kita ke beberapa sekolah juga ada yang tidak bersedia divaksin, kemudian yang sudah bersedia juga orang tuanya kadang-kadang menolak atau enggan ketika anaknya mau divaksin DBD," kata Supriyadi, Kamis (30/10/2025).
Dari 1.550 itu dosis pertama dan ini sudah mulai dosis kedua. Rentang waktunya selama 3 bulan.
"Yang kemarin, kita baru di sekolah. Idealnya tidak hanya itu, tapi memang vaksinnya juga mahal, jadi harganya itu satu dosisnya itu sekitar Rp 750 ribu. Jadi sebenarnya masyarakat sangat diuntungkan. Tapi kenyataan kan kita perlu edukasi, makanya mungkin dari media bisa menginformasikan bahwa vaksinasi DBD itu untuk penjagaan anak terkena DBD, itu sangat positif," ucapnya.
Di samping itu, cukup efektif karena di beberapa tempat di Balikpapan dan Samarinda, dari kajian setelah dilakukan vaksinasi DBD ternyata memang anak yang divaksin itu justru tidak ada yang terkena DBD.
"Ini salah satu bukti ya bahwa vaksin DBD cukup dibutuhkan sampai saat ini," ujarnya.
Ia menerangkan dosis dua diberikan untuk penerima yang sama dengan identitas yang sama, orangnya sama, anaknya sama.
Yang di SD kemarin terdaftar dosis pertama, sekarang pendaftaran dosis kedua, sasarannya dari kelas 1 sampai kelas 6.
"Sejauh ini di dosis pertama sudah ada keluhan. Jadi kejadian ikutan pasca imunisasi sejauh ini hanya efek samping ringan. Tapi tidak ada efek samping yang berat dari 1.550 anak yang divaksin," tuturnya. (dri)