
Kasi Sapras Bidang SMP, Dinsdikbud Kukar Mujahidin.(Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(Kutairaya.com): Sarana dan prasarana (sarpras) yang menjadi salah satu penunjang kegiatan belajar para murid SMP di Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) belum merata, dengan jumlah 162 SMP, baik negeri maupun swasta, kebutuhan sarpras belum mereka nikmati.
Saat ini pemerintah daerah melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar tengah fokus pada 23 sekolah di wilayah tengah dan hulu, karena keterbatasan anggaran.
Pemenuhan kebutuhan sarpras sekolah lebih kepada penambahan toilet, UKS, rehab ringan ruang belajar.
Kasi Sapras Bidang SMP, Disdikbud Kukar, Mujahidin menerangkan, pemenuhan sarpras menjadi salah satu prioritas di bidang SMP.
Mengingat masih banyak sekolah yang memerlukan sarana pendukung, seperti toilet, mebeler yang sudah rusak berat, dan fasilitas lainnya.
"Tahun ini dianggarkan Rp 25 miliar untuk memenuhi sarpras sekolah SMP, namun dengan luas wilayah Kukar tentu masih kurang dan masih banyak lagi yang memerlukan bantuan. Fokus kami kepada sarpras yang rusak parah. Perencanaan itu sudah 100 persen. Kemudian fisik rata-rata sejauh ini sekitar 30 persen," katanya, Selasa (28/10/2025).
Adapun kegiatan fisik, meliputi pengadaan ruang kelas baru, ada yang toilet, UKS.
Untuk rehab tidak ada, karena dirasionalisasi anggarannya.
Cuma nanti di APBD perubahan muncul lagi, mudah-mudahan nanti November bisa 70 persen capaiannya.
"SMPN 7 Muara Kaman, Desa Menamang Kanan, realisasinya belum kalau masih masuk ke perubahan,""tuturnya.
Sekolah yang dapat bantuan tahun ini berjumlah sekitar 23 sekolah negeri, kalau swastanya bantuan pengadaan, literasi, perlengkapan komputer, perlengkapan laboratorium IPA
"Jadi tahun ini kegiatan kami ada di 23 sekolah. Yang terjauh itu di Muara Wis, dengan Muara Kaman. Kalau di Tenggarong tidak ada, lebih ke tengah sama ke hulu," ujarnya.
Mujahidin mengatakan, masih banyak bangunan sekolah yang belum tertangani, karena banyak bangunan yang usang, terutama rehabilitasi.
Nanti program-program di Disdikbud itu mendorong yang rehabilitasi saja.
"Tidak usah membangun dulu, tapi rehab-rehab aja. Daripada membangun lebih tinggi biayanya," ujarnya.
Secara keseluruhan, sekolah di Kukar ini belum ada yang lengkap. Terkait sarpras, minimal Ruang Kegiatan Belajar (RKB), kemudian ruang guru, tata usaha (TU), Perpustakaan, toilet. Kebutuhan ini belum terpenuhi semua.
Ia menambahkan, tahun ini ada bantuan program revitalisasi langsung dari pusat yang dikerjakan secara swakelola.
Jadi diserahkan ke sekolah, silakan mencari tukangnya, mencari bahan dan sebagainya.
"Kukar ada 18 sekolah negeri dan swasta yang mendapatkan bantuan, yang tersebar di Kecamatan Loa Janan, Samboja, Kembang Janggut, dan Loa Kulu," tuturnya. (dri)