• Jum'at, 31 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Anggota Sanggar Tari Pinang Ngelewai usai ikuti Kukar Festival Budaya Nusantara 2025.(dok:Sanggar Tari Pinang Ngelewai)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Sanggar Tari Pinang Ngelewai menjadi salah satu wadah anak-anak hingga remaja di Desa Pulau Pinang, Kecamatan Kembang Janggut untuk menyalurkan bakat dan melestarikan kesenian daerah, khususnya tarian tradisional Dayak.

Ketua Sanggar Tari Pinang Ngelewai, Ewis Enjelina menjelaskan, untuk sanggar ini baru resmi berdiri pada tahun 2023. Meski masih menggunakan Surat Keputusan (SK) dari Desa dan belum terdaftar di dinas terkait, semangat anggota sanggar ini untuk terus berkembang tidak pernah padam.

"Kami baru resmi terbentuk tahun 2023, masih menggunakan SK dari desa saja. Tapi anak-anak di sini sangat antusias untuk berlatih dan tampil," ujar Ewis pada Kutairaya.com saat dihubungi, Jumat (24/10/2025).

Nama Pinang Ngelewai sendiri memiliki makna yang erat dengan identitas desanya.

"Pinang kami ambil dari nama desa kami, yaitu Desa Pulau Pinang, sedangkan Ngelewai dalam bahasa Dayak artinya selamat datang. Jadi maknanya, kami ingin kesenian ini menjadi sambutan hangat dari masyarakat kami untuk siapa pun yang datang," ungkapnya.

Sanggar ini berdiri karena banyaknya anak muda di Desa Pulau Pinang yang memiliki bakat menari tapi belum memiliki wadah untuk berkembang, untuk itu melalui sanggar ini, mereka bisa menyalurkan bakat sekaligus menjaga warisan budaya kita.

"Banyak anak-anak muda di sini yang berbakat, kalau tidak dikembangkan, sayang gitu. Sanggar ini kami bentuk agar mereka punya tempat untuk menyalurkan bakatnya," tuturnya.

Saat ini, Sanggar Pinang Ngelewai fokus pada kesenian tari Dayak, seperti Tari Gantar, Tari Parang, dan Tari Gong. Beberapa di antaranya telah dikreasikan agar lebih menarik dan dapat disesuaikan dengan berbagai acara.

Kegiatan latihan rutin dilakukan di Desa Pulau Pinang RT 1, biasanya seminggu sekali, menyesuaikan waktu para anggota yang sebagian masih bersekolah atau bekerja.

"Jumlah anggota saat ini mencapai sekitar 30 orang, terdiri dari anak-anak, hingga remaja, " ucapnya.

Meskipun begitu, ia mengaku masih ada hal yang menjadi kendala untuk dihadapi, seperti dalam hal waktu latihan dan keperluan pelatih untuk bisa lebih mengembangkan para anggota.

"Kadang latihan terganggu karena anak-anak sekolah atau bekerja. Kami juga masih membutuhkan pelatih supaya anak-anak bisa lebih berkembang lagi," katanya.

Perkembangan sanggar ini juga tak jauh dari dukungan pemerintah Desa ataupun kecamatan Meski begitu,

"Pemerintah sangat mendukung. Setiap ada kegiatan, kami selalu difasilitasi, dibiayai, intinya pemerintah selalu mendukung," tambahnya.

Sanggar Tari Pinang Ngelewai ini juga sudah banyak tampil di berbagai acara, mulai dari Festival Budaya Nusantara Kukar, kegiatan UMKM Kecamatan, hingga acara pembukaan serta Erau.

"Sekarang anak-anak lebih banyak main HP. Kami ingin sanggar ini bisa jadi tempat mereka berkreasi dan melakukan hal bermanfaat," tutupnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top