• Jum'at, 31 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Pemberian penghargaan dari hasil lomba tari Jepen di kegiatan Erau adat Kutai 2025.(Dok: Sanggar Tari Aji Bidara Putih)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Berawal dari komunitas kecil hingga terbentuk Sanggar tari. Sanggar Tari Aji Bidara Putih kini tumbuh menjadi wadah pelestarian budaya di wilayah Kukar khusus di Muara Kaman, Sanggar ini berdiri pada 2018.

Sanggar ini terbentuk dimulai dari keinginan sekelompok anak muda di Kecamatan Muara Kaman yang ingin menjaga dan menghidupkan kembali seni tari tradisional di daerah mereka.

Pengurus bagian Humas, Sartika Dewi menjelaskan, nama Aji Bidara Putih sendiri diambil dari sebuah cerita rakyat yang cukup dikenal masyarakat Muara Kaman, yaitu Danau Lipan. Dalam kisah itu, terdapat tokoh seorang putri bernama Aji Bidara Putih, yang kemudian menjadi inspirasi mereka di sanggar ini.

"Kita angkat nama Aji Bidara Putih karena kisah rakyat itu berasal dari daerah kita sendiri. Jadi kita ingin menghidupkan kembali cerita melalui seni tari," ujar Sartika Dewi pada Kutairaya.com melalui telepon, Jumat (17/10/2025).

Tujuan dari sanggar ini pada pelestarian tari tradisional Kaltim, baik dari wilayah pesisir maupun pedalaman.

Ia menyebutkan ada beberapa tarian yang diajarkan di sanggar ini seperti tari Jepen dari pesisir, serta tarian pedalaman seperti tari Gentar dari Dayak Benuaq dan tarian kreasi dari Dayak Kenyah.

Seiring dengan berkembangnya wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), mereka mulai membuka diri terhadap tarian nusantara dari daerah lain seperti Jawa, Bali, dan DKI Jakarta, sebagai bentuk adaptasi sekaligus upaya memperluas wawasan seni anggota mereka.

"Saat ini, kami memiliki sekitar 50 anggota, dari penari senior dan junior, untuk latihan rutin sendiri, dilakukan setiap hari Jumat di balai desa yang terletak di antara Desa Muara Kaman Ilir dan Muara Kaman Ulu. Karena keterbatasan tempat, kami masih meminjam gedung balai untuk kegiatan latihan," ungkapnya.

Lebih lanjut, ia menilai dari segi dukungan dari pemerintah desa ataupun kecamatan sejauh ini cukup baik, terutama dalam bentuk fasilitas transportasi.

Namun ia juga berharap, suatu saat bisa memiliki studio latihan sendiri agar kegiatan latihan bisa berjalan maksimal.

"Kami berharap suatu saat bisa punya studio sendiri, tempat khusus untuk latihan, karena selama ini kita masih menumpang," harapnya.

Kedepannya ia berharap, sanggar tari Aji Bidara Putih terus berkembang dan menjadi inspirasi bagi anak-anak muda lainnya untuk mencintai budaya.

"Tarian tradisional ini harus tetap ada. Harapan kami, sanggar ini bisa menjadi ruang untuk generasi muda menyalurkan bakat, mencintai budaya, dan terus berprestasi," tukasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top