
Kegiatan sosialisasi Anti Hoaks dan Konten Pornografi di Media Sosial Bagi Pelajar di SMAN 5 Kota Samarinda oleh Mafindo Samarinda. Jumat (17/10/2025).(Foto:Dok.DiskominfoKaltim)
SAMARINDA, (KutaiRaya.com) : Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) sebut perlunya memahami dan memiliki kemampuan dalam menyaring, memverifikasi informasi di era digital.
Arus informasi di era genggaman memang tidak mengenal batasnya. Tidak perlu menunggu berhari-hari atau wesel pos mengetuk pintu rumah untuk mengirimkan surat kabar, kini hanya kurang dari satu detik informasi bisa didapatkan.
Melihat perkembangan teknologi dan informasi yang terus maju, Ketua Mafindo Samarinda Johantan Alfando memberikan edukasi pentingnya memiliki kemampuan untuk menyaring informasi.
Hal ini telah dilakukan Mafindo di SMA Negeri 5 Kota Samarinda pada Kamis (16/10/2025) kemarin. Sekolah pilihan utama tersebut, menjadi lokasi Sosialisasi Anti Hoaks dan Konten Pornografi di Media Sosial Bagi Pelajar. Johantan Alfando menjelaskan, teknologi tidak hanya mampu menjalankan teknologi informasi, namun juga harus mampu memiliki tanggung jawab moral dalam memberikan informasi.
"Banyak masyarakat bahkan pelajar yang menjadi korban hoaks. Bahkan turut andil menyebarkan hoaks, bukan karena disengaja tetapi karena ketidak tahuan," ucap Johantan.
Menurutnya, perlu untuk melakukan validasi dan verifikasi informasi dengan tepat. Beberapa cara yang dapat dilakukan kata Johantan, diantaranya penggunaan teknologi Google Lens untuk verifikasi foto serta video. Atau, menggunakan bot Whatsapp Mafindo untuk melakukan verifikasi cepat.
"Bisa menggunakan Google Lens, situs TurnBackHoax.id atau menggunakan fasilitas yang ada di Whatsapp Mafindo," ungkapnya.
Baginya, pelajar memiliki peran penting dalam upaya pencegahan penyebaran berita hoax maupun konten pornografi. Generasi muda, kata dia, merupakan basis penting sebagai agen perubahan yang mampu memberikan daya kontrol yang baik dalam dunia digital.
"Memahami dan menguasai penyaringan informasi ini bukan lagi hal yang eksklusif, tapi sudah harus menjadi ibadah digital di dunia modern ini. Teknologi harus bermanfaat bukan memberikan kebohongan," pesannya dalam sosialisasi tersebut.
Diakhir kegiatan, dirinya mengajak para pelajar untuk lebih proaktif dalam memahami media sosial, seperti menebar inspiratif, etika interaksi serta bersosial dengan produktif. (*Abi)