Lahan pertanian Desa Segihan.(Dok Desa Segihan)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Keluhan petani di Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), terhadap harga hasil penjualan tak stabil telah diatasi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Rukun Sejahtera.
Kepala Desa Segihan Hendra Wahyudi menjelaskan, petani saat ini tak perlu khawatir untuk menjual hasil panennya. Karena BUMDes hadir untuk memberikan solusi dan kepastian terhadap penjualan hasil pertanian.
"Selama ini para petani menjual hasil pertaniannya ke tengkulak. Dan mendapatkan harga di bawah standar yang ditetapkan dari pemerintah daerah, yaitu Rp 6.500, kalau tengkulak bisa membeli sekitar Rp 6 ribu atau di bawahnya," kata Hendra, Jum
Pihaknya menegaskan, BUMDes Rukun Sejahtera membeli hasil pertanian dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 6.500 dalam bentuk gabah kering.
Unit usaha pertanian di BUMDes Rukun Sejahtera baru saja berjalan pada Agustus 2025 lalu. BUMDes ini mampu menampung hasil pertanian sekitar 300 ton setiap kali panen.
"Segihan ini memiliki potensi pertanian yang melimpah, ada sekitar 100 hektare lahan persawahan. Per hektarenya mampu menghasilkan sekitar 3 ton dan satu panen 2 kali," ujarnya.
Hasil pertanian itu nantinya diolah BUMDes menjadi beras lokal yang memiliki kualitas unggulan dan dipasarkan di lingkungan desa, dengan harga sekitar Rp 15.400 per kilogramnya.
"Kita menjual beras lokal ini untuk memenuhi kebutuhan lokal terlebih dahulu. Jika sudah terpenuhi maka akan dilempar ke desa tetangga," jelasnya.
Menurutnya, sektor pertanian ini merupakan peluang usaha yang menjanjikan karena komoditas pokok bagi masyarakat. Maka itu, dia berharap para petani agar tetap semangat dalam meningkatkan dan mengembangkan pertanian, khususnya padi sawah.
"Kami berharap para petani tak perlu khawatir jika ada alami keluhan bisa disampaikan dan kami berusaha mencarikan solusinya," ucapnya. (Ary)