Plt Kepala Disperindag Kukar Sayid Fathullah.(Foto:Devi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) tengah mempersiapkan sejumlah agenda prioritas dalam waktu dekat, salah satunya adalah pemindahan pedagang ke Pasar Tangga Arung Tenggarong.
Kegiatan ini menjadi salah satu fokus utama, seiring dengan penyelesaian pembangunan pasar oleh Dinas Pekerjaan Umum. Pemerintah daerah bersama pihak terkait telah membentuk Tim Percepatan untuk mengawal proses penempatan pedagang. Dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar sebagai bagian dari tim tersebut telah melakukan pendaftaran ulang pedagang yang sudah terdata sebelumnya.
"Tim ini akan memastikan proses penempatan pedagang berjalan tertib, termasuk melakukan pemetaan dan pengundian lokasi kios. Rencananya, informasi ini akan diumumkan paling lambat satu bulan sebelum pasar resmi diserahterimakan kepada pemerintah daerah," kata Plt Kepala Disperindag Kukar Sayid Fathullah, Kamis (11/9/2025).
Ia mengatakan, selain pemindahan pasar, program rutin lainnya yang menjadi prioritas adalah operasi pasar di 20 Kecamatan untuk menjaga stabilitas harga dan mengendalikan inflasi. Kegiatan ini telah berjalan selama dua tahun berturut-turut.
"Alhamdulillah, inflasi di Kukar terjaga dengan baik. Bahkan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat," ujarnya.
Disperindag juga memantau harga dan distribusi barang pokok penting (Bapokting) secara harian melalui kerja sama dengan 20 Kecamatan. Laporan terkait harga, stok barang, serta kelancaran distribusi rutin dikumpulkan setiap hari.
Ia juga mendorong, ekonomi hijau sebagai prioritas baru sesuai visi Bupati Kukar. Pemerintah daerah kini juga tengah menyusun roadmap dan kebijakan pengembangan industri hijau dan ekonomi hijau.
Hal ini dilakukan guna mengurangi ketergantungan terhadap sektor ekstraktif dan non ekstraktif memperkuat sektor yang berkelanjutan.
"Fokus kita adalah transisi dari ekonomi ekstraktif berbasis sumber daya alam ke ekonomi non ekstraktif dan terbarukan. Misalnya, kami sedang mendorong pemanfaatan limbah kayu dan biocharge," ucapnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah menjalin kerja sama dengan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, sejumlah swasta, dan membentuk kerja khusus industri hijau. Beberapa pengusaha lokal bahkan sudah mulai memproduksi energi alternatif dari limbah kayu.
Selain itu, kerja sama juga dilakukan dengan Koperasi Merah Putih dan program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (TJSP) untuk melakukan penanaman pohon secara masif di wilayah eks tambang, dengan jenis seperti laban, akasia, dan kedemba, yang berpotensi menghasilkan karbon dan mendorong partisipasi dalam perdagangan karbon dunia. Efisiensi Anggaran Berdampak pada Beberapa Proyek Fisik.
Namun, keterbatasan anggaran akibat efisiensi yang dilakukan secara nasional berdampak pada beberapa program Disperindag. Beberapa proyek fisik terpaksa dipangkas atau ditunda.
“Contohnya, pembangunan pabrik rumput laut di Muara Badak dan pabrik minyak makan merah terpaksa harus kita pangkas. Rencana pembangunan pabrik pakan ikan serta kawasan pergudangan di tiga zona juga kami pending sementara,” ujarnya.
Meski begitu, pemerintah daerah tetap berkomitmen menjalankan program strategis sesuai visi bupati, yakni menuju Kutai Kartanegara sebagai kabupaten dengan ekonomi hijau dan berkelanjutan. (*dev)