Ilustrasi HIV dan AIDS.(foto:pinterest)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kaltim, Kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di Kabupaten Kutai Kartanegara tertinggi ke empat di Kaltim sebanyak 31 kasus, dari Januari hingga Juli 2025 ini.
Menyikapi hal tersebut, Ketua DPRD Kukar Ahmad Yani menegaskan, tenaga medis Kukar harus konsen untuk menangani kasus tersebut. Agar kasus itu dapat ditekan dan tidak ada penyebaran lagi.
"Penanganan HIV ini harus dilakukan dengan tepat, jangan sampai di Kukar dijadikan tempat transaksi seksual," tegas Ahmad Yani pada Kutairaya, di DPRD Kukar, Selasa (9/9/2025).
Menurutnya, hal itu sangat berbahaya. Untuk itu, penegakan hukum dan oencegahan harus dilakukan dengan baik. Kalau tidak dilakukan pencegahan sejak dini, bisa saja penyebarannya sangat masif.
Untuk menekan kasus tersebut, juga diperlukan keterlibatan sejumlah pihak. Baik itu Dinas terkait, Tokoh Agama dan lainnya. "Melalui Tokoh Agama, kita bisa melakukan pendekatan, dengan melakukan sosialisasi bahaya seks, pergaulan bebas dan lainnya," ucapnya.
Dirinya berharap, kasus ini bisa dilakukan pencegahan sejak dini. Seluruh elemen masyarakat harus terlibat dan bergerak cepat, khususnya dalam menangani kasus tersebut.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Penyehatan Lingkungan di Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar Supriyadi menjelaskan, pemerintah daerah terus melakukan penanganan terhadap kasus HIV dan AIDS. Pemerintah daerah secara rutin melakukan screening ke sejumlah lokasi, yang dinilai rawan atau berisiko.
"Ini bagian dari mencegah penyebaran kasus tersebut. Kegiatan itu juga dibantu oleh sejumlah komunitas yang peduli, terhadap penyakit tersebut," jelas Supriyadi.
Penyebaran HIV dan AIDS ini bisa terjadi dari beberapa faktor diantaranya, berhubungan seksual sering ganti pasangan, penularan dari media cair dan lainnya. Namun pihaknya tetap mendorong masyarakat yang terkonfirmasi itu, untuk tetap menjalani pengobatan secara rutin, jangan merasa takut.
"Penyebaran virus itu bisa ditekan dengan obat. Silahkan rutin melakukan pengobatan, yang terkonfirmasi penyakit tersebut hingga saat ini masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," ungkapnya. (ary)