Jajak cincin khas Kutai.(Foto:Devi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Fahmi Hariyadi, seorang pemuda asal Tenggarong yang tinggal di Jalan Gunung Belah, telah menjalankan usaha jajak cincin atau kue cincin di pasar malam. Usaha ini merupakan warisan turun temurun dari keluarga yang telah dilanjutkan olehnya.
Dengan semangat yang tinggi, ia terus mempertahankan dan mengembangkan usaha kue cincin tersebut.
Ia menceritakan, awalnya kue cincin tersebut mulai di produksi dan dijual sejak tahun 2012 oleh orang tuanya, setelah orang tuanya meninggal pada 2024 maka ia meneruskan usaha tersebut.
"Resep jajak cincin itu merupakan resep turun temurun dari keluarga, jadi orang tua saya berpikiran membuka usaha jualan yaitu kue cincin. Awal mula tercetus ingin berjualan kue cincin, ketika orang tua saya melihat di sekeliling pasar tidak ada yang menjual kue tersebut, sehingga beliau berpikiran akan menjual kue itu," tuturnya.
Ia mengaku, untuk kue cincin sekali penjualan bisa memproduksi 700 biji dan untuk harganya per 4 biji Rp 5.000. Sedangkan jadwal penjualan kue cincin miliknya yang dijual di pasar malam di Tenggarong, yakni malam Selasa di pasar Mangkuraja, malam Kamis di pasar Mangkurawang, malam Jumat dipasar Taman Ulin dan malam Sabtu dipasar Rapak Mahang.
Ia mengatakan, bahwa tantangan terbesar dalam menjalankan usaha ini adalah pertama merintis tidak punya lemari es untuk menyimpan adonan yang tersisa.
“Adonan yang tidak habis tidak bisa disimpan karena tidak punya lemari es, dan itu menyebabkan kerugian” katanya.
Selain tidak punya lemari es, kendala lainnya adalah cuaca yang tidak mendukung, seperti hujan saat dipasar malam sehingga membuat para pengunjung juga sepi.
Ia senang menjalankan bisnis orang tua nya sehingga ia mengharapkan suatu saat usahanya akan berkembang dan bisa menjadi lapangan pekerjaan bagi orang lain.
“Semoga usaha ini berjalan dengan lancar dan lebih banyak lagi orang yang tahu tentang jajak cincin ini," tukasnya. (*dev)