• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Plt Sekretaris Diadikbud Kukar Pujianto.(Andri wahyudi/kutairaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Sebanyak 5.000 warga Kutai Kartanegara (Kukar) masih buta aksara atau kondisi seseorang dalam kemampuan membaca, menulis dan berhitung. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti fasilitas pendidikan yang belum merata, sehingga hal ini perlu ada upaya pemerintah untuk memenuhinya sehingga kedepan persoalan buta aksara Kukar bisa berkurang.

Warga buta aksara ini didominasi oleh lansia yang sudah berumur.

Plt. Sekertaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar, Pujianto mengatakan buta aksara itu secara data agak susah, karena orang yang kategorinya belum pernah bersekolah, apakah ini memang tidak bisa baca atau atau sebenarnya dia bisa baca hanya dia mungkin tidak tercatat sebagai siswa sekolah.

"Kalau dari data dengan indikator itu maka kita dapat data buta aksara cukup banyak tapi rata-rata orangnya kategori itu adalah orang-orang yang berusia lanjut 50 tahun ke atas," ujarnya Senin (8/9/2025).

Tapi dari sisi lain juga belum pernah bersekolah itu ada juga yang usia sekolah, mereka itu kebanyakan ada di pondok pesantren. Jadi ada anak tidak mengambil sekolah formal tapi dia lebih memilih sekolah di pondok pesantren.

"Kami selama ini melaksanakan program pengentasan buta aksara, yang terjaring itu adalah orang-orang yang usianya sudah cukup lanjut, tapi rata-ratanya sebenarnya kalau anak-anak sudah bisa membaca semua," imbuhnya.

Pujianto menambahkan, Disdikbud punya program keaksaraan dasar dan program keaksaraan usaha mandiri, di setiap lembaga non-formal PKBM dan SKB itu ada programnya. Dan ketika mereka lulus di keaksaraan dasar itu punya sertifikat SUKMA surat keterangan melek aksara di jenjang dasar. Kalau dia misalnya keaksaraan mandiri itu namanya SUKMA lanjut.

"Pengaruh buta aksara ini karena populasi, dari pola fikir, mindset dari warga kita yang tidak mau mengenyam bangku sekolah dan memilih untuk bekerja," tambahnya.

Sementara itu, Camat Muara Kaman, Barliang mengatakan bahawa di daerahnya masih terdapat warga buta aksara, yang masih banyak didominasi dari kalangan lansia. Mereka dulunya belum pernah mengenyam pendidikan sama sekali, sehingga masih terdapat yang belum bisa maupun menulis.

"Namun buta aksara ini sudah mendapatkan upaya dari pemerintah kecamatan dengan memberikan sosialisasi akan pentingnya mengenal pendidikan," ujarnya.

Walaupun upaya yang dilakukan tidak terlalu mendapatkan respon positif, pihaknya terus melakukan pendampingan agar warga yang masih buta aksara bisa sedikit mengenal baca dan tulis. (dri)



Pasang Iklan
Top