Kondisi lahan dan rumah milik warga Batuah KM 28 rusak parah.(Foto:Achmad Rizki/Kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Usai kejadian longsor pada April 2025 lalu di Desa Batuah KM 28, warha yang rumahnya terkena dampak longsor sampai saat ini belum ada kejelasan perhatian dari pemerintah, apakah nanti dibantu rehab atau untuk di relokasi.
Berdasarkan pantauan wartawan Kutairaya.com, kondisi lahan dan rumah milik warga desa Batuah KM 28 rusak parah dan mengalami penurunan 5 meter dari badan jalan poros.
Sebagian warga telah mengungsi ke tempat yang lebih aman, mengingat rumah yang dimiliki warga itu tak bisa dihuni kembali.
Ketua RT 025 Desa Batuah Idris mengatakan, ada sekitar 21 unit rumah yang mengalami kerusakan atas kejadian pergeseran tanah pada April 2025 kemarin. Dari 21 unit itu ada sekitar 9 unit rumah yang rusak parah, sehingga tak bisa ditempati.
"Dari kejadian itu, para warga mengungsi ke tempat yang lebih aman dengan menumpang di rumah keluarga. Sebagian warga pindah di Jalan Hasanudin, yang tak jauh dari lokasi kejadian longsor sekitar 900 meter," kata Idris pada Kutairaya, di Desa Batuah, Sabtu (6/9/2025).
Ia berharap, pemerintah desa dan daerah bisa segera melakukan relokasi warga desa Batuah ini, yang menjadi korban kerusakan rumah akibat pergeseran tanah.
"Saya rutin melakukan koordinasi dengan pemerintah desa, menanyakan tindaklanjut relokasi rumah warga," ujarnya.
Dari hasil koordinasi itu bahwa pemerintah desa telah menyiapkan lahan sekitar setengah hektar di Jalan Hasanuddin, untuk relokasi rumah warga. Dan pembangunannya dilakukan oleh pemerintah daerah.
"Kita juga sudah mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait relokasi ini dan sudah ada pengecekan lahan dari pemerintah, untum relokasi tersebut," ucapnya.
Ia menyadari, untuk proses relokasi rumah warga tak bisa dilakukan dengan cepat, karena ada tahapan tahapan yang harus dilakukan oleh pemerintah daerah. Tapi warga meminta komitmen dari pemerintah daerah, untuk dapat menyediakan wadah bagi warga dengan status lahan dan bangunan kepemilikan warga nantinya.
"Kami sangat berharap, untuk dapat disediakan rumah yang layak dari pemerintah daerah. Karena untuk membangun rumah yang layak, kami sudah tak punya modal," harapnya.
Pihaknya mengaku, warga disini mayoritas berprofesi sebagai petani dan pekebun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup setiap hari saja sangat pas-pasan.
Sementara itu Ketua Komisi III DPRD Kukar Farida mendorong pemerintah daerah, untuk dapat melakukan percapatan dalam proses pembangunan relokasi rumah warga Desa Batuah, khususnya di KM 28 kemarin yang terkena bencana.
"Rencana relokasi itu sudah disiapkan lahan. Persoalan ini tengah diatasi oleh pemerintah daerah, melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim)," sebut Farida.
Dari informasi yang diterima bahwa lahan tersebut telah ditinjau oleh Dinas Perkim dan cocok untuk dilakukan pembangunan perumahan, bagi warga yang menjadi korban kerusakan rumah.
"Kami berharap, dalam pelaksanaan ini tak ada kendala. Sehingga warga bisa mendapatkan hunian yang layak,"katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Bidang Perumahan Rakyat Dinas Perkim Kukar Hery Setiawan menjelaskan, pembangunan perumahan untuk relokasi rumah warga yang terdampak longsor di Batuah KM 28, tengah tahap Detail Engeneering Design (DED).
"Tanah itu sudah dihibahkan ke pemerintah daerah. Sehingga kami melakukan penyusuan DED," jelas Hery Setiawan.
Ada dua lahan yang menjadi opsi untuk pembangunan perumahan relokasi warga yaitu di lapangan sepak bola dan lahan perkebunan yang sudah dihibahkan ke Kecamatan Loa Janan.
"Pembangunan perumahan akan dilaksanakan pada 2026 mendatang. Kami komitmen dalam menyediakan hunian layak, untuk warga Batuah yang terdampak longsor," tukasnya. (ary)