• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Kepala Sekolah SDN 018 Tenggarong Saidah Hafina. (Achmad Nizar/Kutairaya)


TENGGARONG, (Kutairaya.com): Upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan bebas dari kekerasan bagi anak anak di Kukar melalui program Sekolah Ramah Anak (SRA. Salah satu sekolah yang sudah menerapkan program tersebut yaitu SDN 018 Tenggarong.

Kepala Sekolah SDN 018 Tenggarong Saidah Hafina menjelaskan, SDN 018 Tenggarong telah mendapatkan gelar Sekolah Ramah Anak tingkat Kabupatenn sejak tahuun 2018. Prograam ini telah dideklarasikan bersama orang tua, guru, dan pihak terkait untuk menciptakan lingkungan yang aman dan bebas dari kekerasan.

SDN 018 Tenggarong menjalankan berbagai kegiatan untuk mendukung program tersebut, seperti seminar parenting untuk orang tua, dimana orang tua diberikan pengetahuan tentang pola asuh yang sesuai dengan perkembangan zaman, terutama dengann teknologi digital saat inni yang mempengaruhi perilaku anak anak.

"Selain dari orang tua, kami juga menanamkan nilai nilai anti kekerasan kepada siswa, terutama kami menerapkan anti bullying, bukan hanya siswa tapi juga pada guru dan orang tua, kamii menekankan bahwa tidak boleh ada tindakan kekerassann fisik atau verbal, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, " paparnya.

SDN 018 Tenggarong juga menerapkan disiplin yang positif sebagai bentuk penegakan aturan."Saat ini kita harus lebih bijak, untuk itu kami membuat kesepakatan bersama dengan siswa dan orang tua mengenai konsekuensi dari setiap pelanggarraann, missalnya jika seorang siswa terlambat, konsekuensinya adalah membaca cerita dan menceritakan kembali cerita tersebut di kelas, hal ini bertujuan untuk mendidik siswa tanpa kekerasan, dan menambah kemampuan literasi anak,"katanya.

SDN 018 Tenggarong juga memiliki tim penanganan kekerasann yang terdiri dari guru dan kepalaa sekolah, setiap ada permasalahan yang muncul di kelas, akan ditangani melalui prosedur yang ada.

"Meskipun permasalahan kecil, seperti saling ngejek, kita tidak anggap sepele, kita segera tangani supaya tidak berlarut larut," katanya.

Upaya upaya yang dilakukan sudah terbukti sukses, sejak programm ini dijalankan pada 2018, masalah ataupun kekerasan di SDN 018 Tenggarong sangat jarang.

"Dalam setahunn itu sangat jarang, walaupun ada itupun hanya 1 permasalahan karena saling mengejek antar siswaa, walaupun begitu kami tetap berikan edukasi terhadap anak tersebut, " pungkasnya.

Sementara itu, Plt. Sekretaris Disdikbud Kukar Pujianto mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendorong sekolah sekolah untuk menjadi sekolah ramah anak.

"Salah satu upaya yang kami dilakukan adalah menyediakan sarana dan prasaranna yang amaan, seperti pagar sekolahh dan bangunan yang ramah anak," lanjutnya.

Selain itu, Pihaknya juga terus memantau program ini melalui berbagai kegiatan, seperti program MPLS Ramah Anak dan sosialisasi anti bullying.

"Setiap tahun, kami melakukan asesmen ke sekolah sekolah untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kriteria sekollahh ramah anak, untuk mewujudkan sekolah ramah anak, kami tidak bisa berjalan sendiri, kami juga berkolaborasi dengan dinas terkait seperti DP3A," ujarnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top