• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penampilan Krawan Bakena Takam di Perayaan 1 Tahun Simpang Odah Etam Tenggarong (Andri Wahyudi/KutaiRaya)


TENGGARONG (KutaiRaya.com) : Perayaan 1 tahun Simpang Odah Etam (SOE) Tenggarong Sabtu (30/8/2025) malam menyajikan berbagi penampilan kesenian tari, musik hingga fashion show. Ajang unjuk bakat ini menjadi bagian para komunitas dan seni memberikan hiburan kepada masyarakat.

Salah satu sanggar seni tari yang berpartisipasi pada kegiatan ini, yaitu sanggar seni tari budaya Krawan Bakena Takam dari Desa Lebaq Cilong, Kecamatan Muara Wis. Seni ini terbentuk dari makna lintas budaya yang menyatukan dalam satu harmoni.

Krawan dalam bahasa kutai berarti keluarga yang menegaskan kebersamaan yang kokoh. Kemudian bakena dalam bahasa dayak bermakna indah cantik elok dan melambangkan keanggunan seni dan kehalusan jiwa. Sementara takam dalam bahasa dayak mayan berarti kita menandakan kesatuan.

"Jika digabungkan, kita adalah keluarga yang indah, yang merupakan simbol kebudayaan dalam satu kebersamaan sanggar tari. Jadi bukan hanya sebatas nama melainkan cermin dari jiwa bersama menari dan melestarikan warisan leluhur," ujar Pelatih Sanggar, Rekang.

Rekang mengatakan, pada kesempatan perayaan 1 tahun SOE penampilan yang disajikan dengan karya bertajuk Ruwe Khan Jadi Isa, sebuah komposisi tari yang menyatukan budaya Dayak dan Kutai dalam satu harmoni.

Untuk penampilan ini ditampilkan selama 15 menit. Dalam tarian ini menyampaikan pesan simbolis tentang pentingnya kolaborasi dan kesatuan dalam perbedaan. Dan koreografi yang menggabungkan kekuatan gerak tari Dayak dengan kelembutan gerakan tari Jepen khas Kutai.

Dan dalam tarian ini dibawakan sembilan penari yang terdiri dari perempuan dan satu laki-laki, semakin memperkuat identitas budaya keduanya melalui kostum dan properti yang digunakan. Hal ini menampilkan semangat kebersamaan antar suku di Kutai Kartanegara yang hidup berdampingan secara harmonis.

Rekang menambahkan, bahwa penyatuan dua budaya tersebut berangkat dari refleksi akan minimnya pertunjukan seni yang melintasi batas identitas budaya di Kecamatan Muara Wis.

“Harapan kami dengan penampilan di SOE bisa mengenalkan lebih luas lagi potensi kebudayaan yang ada di Muara Wis. Dan kedepannya seni tari ini semakin maju dan berkembang," harapnya.

Intinya adalah kekompakan dan semangat kebersamaan baik disetiap latihan maupun pada saat tampil di berbagai kegiatan.

Sementara itu, Surya Gunawan salah satu desainer busana dari Tenggarong juga ikut memeriahkan kegiatan perayaan 1 tahun SOE, dengan menampilkan busana berbahan tenun khas Kutai. Dibawakan oleh model yang berlengak lenggok didepan panggung membuat busana tersebut terlihat anggun dan gagah.

"Kami mengucapkan terimakasih kepada pemerintah Kabupaten Kukar terutama Dinas Pariwisata yang telah memberikan kesempatan kami membawakan penampilan busana karya yang terbaik," pungkasnya. (Dri)



Pasang Iklan
Top