Buyamin, Pelatih Gulat Kaltim. (Siti Khairunnisa/Kutairaya)
SAMARINDA,(Kutairaya.com): Dunia gulat Kalimantan Timur punya sosok yang menjadi saksi sekaligus pelaku perjalanan panjang olahraga ini, seorang pelatih yang telah mencetak generasi atlet sejak dekade 1980-an. Sosok itu adalah Buyamin, yang sejak kecil sudah jatuh cinta pada gulat.
Perkenalannya dengan olahraga ini dimulai saat ia masih duduk di bangku kelas lima SD di Karang Asam, ketika seorang pelatih generasi kedua, Nurdian, mengajaknya berlatih.
"Waktu saya SD sekolah di Karang Asam saya tanya-tanya tuh teman-teman saya ada yang bisa main bola. Lalu saya apa? terus Pelatih saya generasi kedua namanya Pak Nurdian itu ngajak saya latihan," ungkap Buyamin, Jumat (29/8/2025).
Kariernya di matras tidak lama kemudian berbuah prestasi. Ia menjadi orang pertama dari generasi keduanya yang memegang medali emas PON pada tahun 1985 dan terus mencatatkan namanya di berbagai kejuaraan nasional hingga akhir 1980-an.
Pada awal 1990-an, ia mulai menekuni peran sebagai pelatih, posisi yang kini diembannya sampai hari ini.
Dedikasinya pada gulat tak hanya karena kecintaan pribadi, tetapi juga dorongan melihat anak-anak dan cucunya tertarik pada olahraga ini.
"Pertama suka. Karena kehidupan saya di gulat. Kedua, saya lihat anak saya, cucu saya. Jadi, perlu di-support," katanya.
Meski suka-duka membina atlet selalu hadir, mulai dari keterbatasan biaya hingga jarangnya event nasional, ia tetap bertahan karena melihat anak-anak mencapai prestasi.
"Kalau kita, ketika anak-anak mau ikut tapi tidak ada biaya itu sedihnya. Kalau sukanya, ketika anak-anak punya prestasi itu senang bagi pelatih, itu saja," jelasnya.
Baginya dukungan pemerintah saat ini, misalnya melalui Dispora, menjadi angin segar bagi kelangsungan latihan dan kompetisi.
Selain mendidik generasi muda, Buyamin juga menjaga hubungan dengan para atlet senior. Mereka yang sudah tidak bisa bertanding tetap hadir untuk berbagi pengalaman dan semangat, menunjukkan cinta yang mendalam terhadap olahraga ini.
Dari tujuh anaknya, beberapa mengikuti jejaknya di dunia gulat, sementara cucu-cucunya pun perlahan diperkenalkan pada matras sejak usia dini, menjaga kesinambungan minat dan disiplin.
"Kalau anak-anak mau ikut gulat, kita tuntun dulu, kalau mereka senang ya lanjut saja," tuturnya.
Prestasinya juga mencakup pengalaman internasional. Ia menyaksikan langsung perjalanan atlet Kaltim di Asian Games 2010 di Cina, 2014 dan 2018 di Korea, serta kejuaraan-kejuaraan nasional lainnya. Ia menekankan pentingnya kompetisi untuk mengasah kemampuan atlet.
"Kalau banyak kompetisi, pemerintah akan bantu," ujarnya.
Bagi Buyamin, gulat bukan sekadar olahraga. Tetapi adalah cara mendidik, menanamkan disiplin, menghindarkan anak-anak dari pengaruh negatif, dan membangun fokus sejak usia dini.
"Melalui olahraga ini, anak-anak jadi capek, pulang tidur, dan jarang terlibat hal-hal negatif," tutupnya. (skn)