Irisania saat menjahit.(Foto:Siti Khairunnisa/Kutairaya)
SAMARINDA (Kutairaya.com): Di usia 67 tahun, Irisania masih tekun menjahit baju Dayak menggunakan mesin jahit sendiri. Sejak remaja, nenek asal Gemar Baru, Kutai Timur yang menetap di Samarinda ini sudah terbiasa menjahit tanpa pernah mengikuti kursus formal.
“Kalau menjahit itu, saya bisa sendiri. Asal lihat contohnya, bisa sudah. Baju Dayak Kenyah, Tunjung, Bahau,” ujar Irisania, Selasa (19/8/2025).
Ia menuturkan proses pembuatan baju Dayak cukup panjang, mulai dari memotong kain, mengukir motif, hingga menjahit. Untuk satu baju, prosesnya bisa memakan waktu hingga sebulan, terutama bagian pemasangan lapisan dan ukiran yang membutuhkan ketelitian tinggi.
“Pasang nukirnya itu yang lama. Celananya sebentar,” katanya.
Mata pencarian utama Irisania memang fokus pada menjahit baju Dayak. Meski usahanya tergolong kecil, hasilnya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Alhamdulillah, sehari-hari untuk beli garam, beras cukup,” candanya.
Usahanya diberi nama Anggun Salon yang berlokasi di Jalan Bengkuring Raya 1 RT 36. Anak-anaknya membantu pemasaran dan pengelolaan, namun Irisania tetap menjadi pengrajin utama. Meski usia sudah tidak muda, ia tetap aktif dan sehat.
“Mata masih awas, masih bisa. Sekitar dari 2005 ini saya buka,” ujarnya.
Irisania menekankan, kunci ketekunannya adalah menjaga kesehatan dan semangat tetap produktif. Hasil kerajinannya tidak hanya diminati pelanggan tetap dari Citra Niaga, tetapi juga sampai dikirim ke Malaysia.
Dengan kerja keras dan dedikasi, Irisania berhasil mempertahankan usahanya sekaligus menginspirasi anak-anaknya untuk tetap kreatif. (Skn)