• Jum'at, 12 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Beberapa koleksi baju dayak Nuraini. (Siti Khairunnisa/Kutairaya)


SAMARINDA, (Kutairaya.com): Perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia ke-80 tahun ini menjadi tantangan bagi usaha penyewaan baju tradisional Dayak. Nuraini (47), pemilik usaha penyewaan di Jalan Bengkuring Raya 1 RT 36, mengaku jumlah penyewa tahun ini menurun drastis dibanding tahun lalu.

“Gak tau ya mungkin karna 17an nya dihari Minggu. Kalo tahun lalu ramai karna langsung nyambung sama pawai pembangunan,” ungkap Nooraini, Selasa (19/8/2025).

Usaha keluarga yang menggunakan nama “Anggun Salon” ini memiliki sekitar 50 set pakaian tradisional Dayak lengkap dengan aksesoris. Namun, pada perayaan 17 Agustus kali ini, hanya sekitar 10 set yang tersewa.

“Sekitar 10an lah kalo bulan ini,” ujarnya.

Harga sewa baju berkisar Rp150 ribu–Rp300 ribu, sedangkan penjualan pakaian tradisional dibanderol Rp500 ribu–Rp1,7 juta. Koleksi mereka meliputi pakaian Dayak Kenyah, Tunjung, hingga Bahau, dengan fokus pada Dayak Kenyah karena berasal dari suku ibu Nuraini.

Ia menilai penurunan ini dipengaruhi oleh semakin banyaknya pengrajin yang membuka usaha serupa.

“Karna pengrajin sudah banyak kayanya,” jelasnya.

Meski begitu, permintaan biasanya meningkat pada momen tertentu seperti Hari Kartini, bulan Juli, dan Desember. Setiap bulan, pelanggan tetap dari kalangan TK tetap hadir dengan menyewa 2–3 pasang baju untuk kegiatan sekolah.

Bahkan, Nuraini menyebut produk buatan keluarganya sudah merambah pasar di Jawa hingga Malaysia, selain dipasok ke pedagang di Citraniaga Samarinda. (Skn)



Pasang Iklan
Top