• Jum'at, 31 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Maba Unmul saat PKKMB. (Foto:Adryan)


SAMARINDA, (Kutairaya.com): Video yang memperlihatkan ratusan mahasiswa baru Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman (Unmul) membalikkan badan saat Wakil Gubernur Kaltim Seno Aji berpidato viral di media sosial.

Peristiwa tersebut terjadi Selasa (5/8/2025) di GOR 27 September Unmul saat Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) berlangsung. Sebelumnya, pihak Unmul telah menyampaikan permohonan maaf kepada Wakil Gubernur.

Menanggapi kasus ini, akademisi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Unmul, Unis Sagena, menekankan pentingnya independensi kampus serta hak mahasiswa untuk menyampaikan aspirasi.

"Saya sangat bangga sama mahasiswa itu. Mereka sudah diajari bahwa kalau kamu tidak setuju sama sesuatu, kau gunakan hakmu. Saya sampaikan dunia kampus ini adalah dunia intelektual yang independen. Jadi saya support aja kalau mahasiswa mau menyampaikan aspirasi, silakan," ujar Unis, Kamis (14/8/2025).

Unis menyoroti kekeliruan rektorat dalam menangani situasi ini. Menurutnya, hirarki pejabat tidak boleh mempengaruhi kegiatan akademik.

"Kalau dosen itu harus berani ngomong. Kami tidak di bawahnya Gubernur. Kami tisak di bawahnya Walikota. Kami ini langsung dari Kementerian. Jadi setara, rektor dengan gubernur itu setara. Jadi tidak mungkin merasa terkoordinasi. Itu satu yang blunder-nya," ucapya.

Menurut akademisi tersebut, dalam kegiatan PKKMB, mahasiswa seharusnya menjadi fokus utama, bukan pejabat yang hadir.

"Itu bukan panggungnya pejabat di situ. Mungkin itu memberikan informasi boleh, tapi kasih porsi. Kasih porsi bicara, jangan menjadi domin-dominasi," tambahnya.

Dari segi perilaku mahasiswa, akademisi menilai aksi mereka wajar dan masih berada dalam koridor intelektual.

"Masih beradab. Itu masih tahap yang wajar. Dan saya malah senang kalau anak saya begitu. Karena dia punya antisipasi. Sepanjang masih pada koridor yang intelek," tuturnya.

Lebih jauh, akademisi mengingatkan bahwa kampus harus menjadi ruang yang bebas dari hirarki pejabat, di mana mahasiswa dapat menyampaikan pandangan secara tenang dan terbuka.

"Kalau Anda tersinggung jangan masuk ke kampus. Karena kita kan ngomongnya mandiri, independen," pungkasnya. (skn)



Pasang Iklan
Top