Kunjungan Putri Indonesia Pendidikan Kalimantan Timur ke Pokant Takaq (Andri Wahyudi/KutaiRaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Sebagai bentuk penghargaan dan kebanggaan dengan karya tenun ulap doyo khas daya benuaq, Putri Indonesia Pendidikan Kaltim Rinanda Aprillya Maharani berkunjung ke Pokant Takaq yang berada di Mangkuraja 6, Kelurahan Loa Ipuh Tenggarong Rabu (13/8/2025).
Datang bersama rombongan, Rinanda belajar dari awal cara tenun ulap doyo yang ada di Pokant Takaq. Dan kedatangan Rinanda ini disampaikan hangat oleh Owner Pokant Takaq Imam Rojiki.
Rinanda mengatakan, bahwa kunjungan hari ini sangat luar biasa sekali, karena ini bukan kunjungan pertama. Dan pada saat pertama ke Pokan Takaq suasanya masih sama, sangat ramah serta informatif sekali.
"Kunjungan ini cukup mengobati rindu saya akan pelestarian budaya yang ada di Kaltim. Karena ulap doyo ini sangat dicari oleh masyarakat. Karena orang-orang tau kaltim ini ada tenun yang bagus hasilnya dan juga cara mereka melestarikan dan membuat tenun juga unik, berbeda dengan yang lain," ungkapnya.
Ia juga berpesan, bagi teman-teman kaum muda, jangan lupa untuk mengenal lebih jauh lagi budaya kita itu apa, jangan lupa membantu mempromosikan salah satunya tenun doyo ini. Karena ulap doyo ini merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang harus dilestarikan, dan tenun merupakan potensi yang ada di Kaltim.
"Bahan ulap doyo juga bergantung kepada alam jadi sebesar mungkin kita hidup selaras dengan alam," imbuhnya.
Sementara itu, Owner Pokant Takaq Imam Rojiki
menjelaskan, kunjungan dari putri Indonesia pendidikan kaltim yang berasal dari Sangatta ke Pokant Takaq, dan sebelumnya mereka juga sudah pernah kesini untuk membuat profil kota Tenggarong.
"Tujuan mereka kesini adalah menghormati karya kain tenun dari pokant takaq, karena mereka juga sering menggunakan kain tenun badong tencep, ulap doyo juga. Mereka sambil belajar bagaimana membuat benang, mengikat, sampai menenun dan belajar sulamnya juga." ungkapnya.
Program dari putri Indonesia adalah menghormati kain tenun khas kaltim dan mereka juga memakai produk dari pokant takaq.
Dan tanggapan mereka terkait Pokant Takaq ini sangat baik sekali. Imam juga memohon kepada mereka agar membantu menyampaikan ke pihak-pihak tertentu untuk menggalakan tanaman doyo itu sendiri. Karena selama ini tanaman doyo kalah dari dua komoditi sawit dan pertambangan.
"Saya memohon kalau mbaknya lagi seminar atau ada kegiatan bisa disampaikan bahwa di Kaltim ada tenun yang perlu dilestarikan. Harapan saya SDM khususnya anak-anak harus belajar. Saya memohon agar sekolah-sekolah itu ada ekskul untuk kunjungan belajar atau yang berminat belajar di pokant takaq. Supaya mengenalkan sejak dini kepada anak-anak terkait pelestarian doyo." ujarnya.
Dan kedepannya untuk bahan baku pemerintah bisa menyediakan lahan untuk tanaman doyo, supaya warisan budaya tak benda yang ada di kaltim tidak akan hilang. (Dri)