
Anyaman ketupat siap jual.(Siti Khairunnisa/Kutairaya)
SAMARINDA,(Kutairaya.com) Kampung Ketupat di Samarinda Seberang bukan hanya destinasi wisata budaya dan kuliner khas, tetapi juga pusat produksi ketupat tradisional yang menjadi mata pencaharian sejumlah pengrajin.
Salah satu pengrajin yang telah menekuni usaha ini selama lebih dari 20 tahun adalah Nur Laila (55), warga pendatang dari sulawesi yang datang dan belajar membuat Ketupat hingga akhirnya menetap untuk mendedikasikan hidupnya melestarikan tradisi anyaman ketupat.
Menurut Nur Laila, harga ketupat saat ini berkisar Rp20.000 per 100 buah, dengan permintaan yang meningkat signifikan saat bulan puasa. Pada bulan-bulan biasa, produksi bisa mencapai puluhan ribu ketupat setiap bulannya.
"Saya bisa memproduksi sampai 16.000 ketupat per bulan, yang sebagian besar dikirim ke pelanggan di Petung Penajam," ujar Laila saat ditemui di rumahnya, Senin (11/08/2025).
Lebih dari sekadar mata pencaharian, usaha anyam ketupat ini telah membantunya membangun rumah dan menopang keluarganya yang beranggotakan enam anak, beberapa di antaranya juga meneruskan usaha tersebut.
Nur Laila menjelaskan bahwa sebelum Kampung Ketupat resmi dibentuk sebagai destinasi wisata pada 2017, usaha pengrajinannya sudah berjalan. Namun setelah terbentuknya Kampung Ketupat, kunjungan wisatawan semakin ramai dan berdampak positif pada usahanya.
"Sekarang semakin ramai, banyak mahasiswa dan pengunjung yang belajar langsung di sini. Kami juga menerima pesanan khusus seperti ketupat untuk soto Banjar dan soto Makassar, yang bentuk dan ukuran anyamannya berbeda,"” ungkapnya.
Meski pandemi Covid-19 sempat menurunkan permintaan dan pemasukan, Nur Laila tetap bertahan menjalankan usahanya. Tantangan lain yang dihadapi adalah regenerasi pengrajin muda, karena tidak semua generasi muda tertarik meneruskan tradisi ini.
"Anak saya ada yang meneruskan, tapi memang sulit membuat semua anak muda mau belajar. Namun kami tetap berusaha mempertahankan tradisi ini, karena ini adalah bagian dari kearifan lokal kami," tuturnya. (skn)