
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) nomor urut 03, Dendi Suryadi dan Alif Turiadi (Dendi-Alif), menjadikan pendidikan dan kesehatan gratis sebagai program unggulan jika terpilih di Pilkada Kukar 2024. Program ini diusung untuk mendukung peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kukar agar lebih maju.
Dendi-Alif menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menggratiskan pendidikan dari tingkat PAUD hingga SMP, yang mencakup biaya SPP, seragam, buku, insentif guru, serta sarana prasarana penunjang lainnya. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan anak-anak Kukar akan lebih termotivasi untuk bersekolah.
"Pendidikan dan kesehatan harus gratis karena dua hak dasar ini dapat menjadi solusi dalam mengatasi kemiskinan dan kebodohan," ujar Dendi-Alif, usai debat publik yang di gelar di Samarinda pada Senin (11/11/24) malam.
Selain fokus pada pendidikan dan kesehatan, Dendi-Alif juga menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur di Kukar. Menurut mereka, masih banyak jalan antar kecamatan dan antar desa yang dalam kondisi rusak, dan beberapa wilayah seperti Tabang Kembang Janggut masih mengalami kendala listrik yang sering padam.
"Kami juga berkomitmen untuk memperhatikan kebutuhan tenaga kesehatan, terutama kekurangan dokter di wilayah tersebut." jelasnya.
Dendi-Alif menawarkan program bantuan dana langsung ke desa dan RT guna mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Menurut mereka, dengan meningkatkan perputaran ekonomi di tingkat bawah, akan tercipta lapangan pekerjaan yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan.
"Faktanya, saat ini Kukar memiliki lebih dari 60 ribu warga miskin dan sekitar 20 ribu pengangguran. Kami bertekad untuk memaksimalkan dana bantuan pemerintah, baik dari APBD, Bankeu, APBN, maupun CSR, agar bisa lebih optimal dimanfaatkan,"kata Dendi.
Paslon nomor 03 ini juga menegaskan keinginan mereka untuk membawa perubahan bagi Kukar. Menurut mereka, warga Kukar menyadari potensi besar wilayahnya yang kaya akan sumber daya, namun masih belum puas dengan pembangunan yang ada.
"Kami melihat warga Kukar ingin perubahan. Mereka sadar akan kekayaan daerahnya, tapi belum puas dengan hasil pembangunan. Inilah alasan kami berani keluar dari zona nyaman untuk bertarung di sini," tutup Dendi-Alif. (dri)