• Jum'at, 19 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



TENGGARONG, (KutaiRaya.com) Keluarga Besar Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura menggelar Silaturahmi yang diharapkan bisa menyelesaikan masalah lahan di daerah Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Kegiatan berlangsung di Ruang Tengah Musium Mulawarman Kukar Jumat (25/3/2022).

Kegiatan silaturahmi tersebut dirangkai dengan penganugrahan simbol Kesultanan Kutai Kartanegara kepada Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia Dr John Palinggi, dilanjutkan dengan doa haul jamaq dan doa selamat. Turut hadir Kepala Dinas Pariwisata Kukar Slamet Hadi Raharjo, keluarga Kesultanan Aji Pangeran Hario Kesumo Poeger, dan para kerabat Kesultanan.

Keluarga Kesultanan Aji Pangeran Hario Kesumo Poeger mengatakan kegiatan silaturahmi ini bertujuan untuk mempersatukan Tiga pilar Keluarga Kesultanan yaitu Sultan Sulaiman, Sultan Alimudin, Sultan AM Parikesit yang merupakan satu kerabat yang perlu dibina dan dipelihara.

"Alhamdulillah tiga pilar ini sudah bersatu untuk membangun menyelesaikan lahan-lahan Kerajaan Kutai yang ada di dalam RUU IKN," kata Aji Pangeran Hario kepada KutaiRaya.com Jumat (25/3/2022).

Ia bersyukur adanya tiga pilar ini bisa bekerjasama membantu pemerintah menyelesaikan masalah yabg diinginkan IKN, karena tujuannya untuk mempersatu, mempererat dan mengingatkan sejarah nenek moyang terdahulu dan menggelar doa haul.

"Kami juga berharap kepada pemerintah adalah pengakuan hak waris. Memang Sultan tidak punya hak lahan adat tapi punya waris, hibah-hibah yang diberikan tiga Sultan terdahulu. Tolong kami diperhatikan, kami tidak menuntut banyak yang penting ada perhatian kepada kami." harapnya.

Sementara itu Dr John Palinggi mengatakan kedatangannya ke Kukar ini dalam rangka silaturahmi dengan keluarga Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, dan dirinya bangga dibesarkan di Kukar dan Samarinda.

"Kalau berkaitan dengan IKN saya kira setiap orang itu harus mendukung pembangunan di Kaltim. Harus diketahui, pemerataan pembagunan diberbagai wilayah harus ada. Kemudian wilayah Kukar masih kosong tanahnya. Dan masyarakatnya rukun dan damai." ujarnya.

Ia mengungkapkan terkait mediasi antara kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dengan Pemerintah itu tidak usah onar di media, yang penting sudah selesai baru dimuat.

"Paling pokok hormati pemerintah baik di Kabupaten, Kota, Provinsi maupun Pemerintah Pusat, hormati pasti jalan mediasinya. Kemudian komunikasikan masalah secara baik dengan didasari rasa hormat, mediasi itu harus jujur." ungkapnya.

"Untuk target selesai mediasi itu, tentu kita bekerja dengan baik, dan yang paling pokok dengan restu Sultan, Kerabat Kesultanan dan restu berbagai pihak." tutupnya. (*dri)



Pasang Iklan
Top