• Senin, 08 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Sarang Madu Kelulut di Pulau Kumala.(Andri wahyudi/kutairaya)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) mulai mengembangkan kawasan keanekaragaman hayati dan budidaya madu kelulut di Pulau Kumala.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya revitalisasi kawasan wisata agar semakin menarik dan ramah lingkungan.

Kepala DLHK Kukar, Slamet Hadiraharjo mengatakan, pengembangan dilakukan pada lahan yang disiapkan untuk zona keanekaragaman hayati.

Ia menjelaskan, terdapat sekitar 68 titik lokasi penanaman dan budidaya yang tersebar di area tengah Pulau Kumala.

"Area yang kami kembangkan kurang lebih 20 hektare, dimulai dari bagian tengah hingga mendekati area sangkar burung," ujarnya, Jumat (5/12/2025).

Ia menerangkan, lokasi tersebut dipilih karena masih minim vegetasi sehingga membutuhkan tanaman pelindung dan penambah ekosistem.

Menurut Slamet, sejumlah jenis pohon telah ditanam di kawasan itu, seperti tanaman buah dan pohon tahunan.

Selain penanaman pohon, DLHK juga menyiapkan area untuk budidaya madu kelulut.

Namun, Slamet menyebut konsep pengelolaan wisata edukasi kelulut masih dalam tahap pembahasan.

"Kami masih mencoba mengembangkan usaha kelulutnya terlebih dahulu. Untuk konsep seperti panen bersama pengunjung, itu belum kami tetapkan," ujarnya.

Ia menegaskan hasil panen belum dapat dijual karena belum masuk dalam skema pengelolaan resmi.

Slamet berharap upaya ini dapat menambah daya tarik Pulau Kumala.

"Kami ingin memberikan perlindungan vegetasi sekaligus menambah destinasi baru agar Pulau Kumala semakin menarik untuk dikunjungi,"ujarnya.

Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Pariwisata Kukar, Arianto menjelaskan, pengembangan Pulau Kumala nantinya mencakup berbagai wahana dan fasilitas rekreasi.

"Akan ada wahana bermain, wahana rekreasi, dan fasilitas lainnya yang bisa dimanfaatkan masyarakat dan pengunjung. Luas Pulau Kumala sekitar 80 hektare, jadi potensinya besar," tuturnya.

Terkait kemungkinan budidaya madu kelulut masuk dalam zonasi pengembangan wisata, Arianto menyatakan hal tersebut dimungkinkan.

"Kalau memang sesuai dengan rencana pengembangan, tidak masalah. Yang penting tetap pada jalurnya," ujarnya.

Ia menambahkan sebagian program telah dirancang bersama DLHK, termasuk rencana pengembangan zona flora-fauna.

"Mereka yang lebih paham urusan teknis, seperti karakteristik wilayah dan jenis flora-fauna yang cocok dikembangkan. Kami mendukung dari sisi pengelolaan wisata," katanya.

Arianto menyebut kolaborasi antardinas penting untuk memastikan revitalisasi Pulau Kumala berjalan optimal.

"Kalau kegiatan itu satu rangkaian dan sejalan dengan grand design pariwisata, tentu bisa dilaksanakan," ucapnya. (dri)



Pasang Iklan
Top