Panen Ubi Jalar Desa Karang Tunggal, Kecamatan Tenggarong Seberang.(Dok. Barus Reno)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Pengembangan budidaya ubi jalar di Desa Karang Tunggal, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan perkembangan positif.

Ketua Kelompok Tani Surya Mandiri, Samuji mengatakan, tingginya permintaan pasar membuat petani dapat memanen hasil setiap hari.

Menurutnya, luas lahan yang saat ini ditanami ubi jalar mencapai sekitar 25 hektare dan dikelola oleh satu kelompok tani yang beranggotakan sekitar 30 orang.

"Di sini sistemnya tanam sambil panen. Setiap hari ada panen, tidak menunggu serentak. Jadi terus berputar," kata Samuji saat dikonfirmasi Senin (1/12/2025).

Ia menyebutkan ada 3 varietas ubi rambat yang dikembangkan, yaitu karbon oranye idaman, surya ungu, dan senampi putih.

Ketiganya memiliki permintaan pasar yang stabil, baik dari pedagang di Samarinda maupun di Tenggarong.

Dari sisi produksi, kelompok tani Surya Mandiri mampu mengeluarkan sedikitnya 5 kuintal hingga satu ton per hari, bergantung pada kondisi tanam dan cuaca.

Sementara itu, harga jual ubi rambat relatif stabil di kisaran Rp 10.000 per kilogram, meskipun ada juga yang dijual Rp 8.000 per kilogram, jika pedagang membantu proses penggalian di lahan.

"Alhamdulillah pemasaran tidak sulit. Pedagang yang datang langsung ke lokasi. Kami tidak perlu repot, mereka berasal dari Samarinda dan Tenggarong," tambahnya.

Kesuburan tanah Karang Tunggal juga menjadi nilai tambah.

Menurut Samuji, lahan tidak mengalami penurunan produktivitas meskipun ditanam berkali-kali.

Bahkan, curah hujan tinggi justru membuat pertumbuhan ubi semakin bagus.

Dengan potensi tersebut, ubi jalar kini menjadi salah satu komoditas andalan desa, yang memberikan dampak ekonomi signifikan bagi para petani.

"Harapan kami pengembangan ubi ini bisa terus ada setiap tahun dan bisa memberikan dampak perekonomian bagi para petani di Desa Karang Tunggal," tuturnya. (dri)