• Senin, 08 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Tempat Pengolahan Sampah SMPN 2 Tenggarong.(Andri wahyudi/kutairaya)


TENGGARONG,(KutaiRaya.com): SMPN 2 Tenggarong terus menunjukkan komitmennya dalam membangun karakter dan kepedulian lingkungan bagi para murid.

Melalui serangkaian inovasi, sekolah tersebut berhasil mengolah sampah organik menjadi kompos, media jamur, hingga pupuk cair yang bermanfaat bagi lingkungan sekolah.

Kepala SMPN 2 Tenggarong, Yunus menjelaskan, sekolah memiliki program pengelolaan sampah terpadu yang melibatkan murid dalam proses belajar dan praktik langsung.

Salah satu produk unggulannya adalah kompos organik yang dihasilkan dari sampah daun dan batang pohon.

"Produksi kompos di SMPN 2 itu dilakukan menggunakan mesin pencacah yang kami miliki. Sampah daun dan sampah batang kami olah, dicampur dengan gula merah dan M4. Setelah dicacah dan dibungkus, bahan itu menjadi media jamur. Bahkan kami sudah membangun rumah jamur di belakang sekolah," jelas Yunus, Senin (17/11/2025).

Selain memanfaatkan sampah daun dan batang, sekolah juga memanfaatkan buah-buahan yang jatuh atau tidak termakan dari pohon-pohon di lingkungan sekolah.

Kemudian buah yang busuk diolah menjadi pupuk kompos cair.

"Di sekolah ini ada banyak pohon buah, seperti belimbing dan jambu. Buah yang tidak termakan dan membusuk, kami tampung dalam wadah yang dulu dibantu oleh DLHK, kemudian dicampur gula merah dan M4 hingga menjadi pupuk cair," tuturnya.

Tidak hanya menangani sampah organik, SMPN 2 Tenggarong juga mengelola limbah plastik dari kegiatan sekolah maupun kegiatan luar yang menggunakan fasilitas sekolah.

"Kadang ada kegiatan luar yang menggunakan sekolah, dan mereka membawa minuman dalam kemasan. Sebenarnya itu tidak diperbolehkan, tetapi kami tetap mengelolanya. Botol-botol plastik kami kumpulkan di tempat khusus. Kalau sudah penuh, kami mengundang DLHK untuk mengambilnya dan ditimbang di bank sampah," ujar Yunus.

Program pengelolaan sampah ini dilakukan secara berkelanjutan dan menjadi bagian penting dari pendidikan karakter lingkungan di SMPN 2 Tenggarong.

Yunus berharap, inovasi yang dilakukan sekolah dapat memberikan dampak positif bagi murid dan menjadi contoh bagi sekolah lain.

"Ini bukan hanya soal mengurangi sampah, tetapi juga mendidik anak-anak agar peduli dan kreatif dalam menjaga lingkungan," ujarnya. (dri)



Pasang Iklan
Top