• Senin, 08 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Lokasi pertambangan di Pit Bendili PT.KPC .(Achmad Rizki/Kutairaya)


MEMASUKI area perkantoran PT Kaltim Prima Coal (KPC) di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, suasana pagi langsung disambut deretan puluhan bus mobilisasi karyawan yang terparkir rapi.

Kendaraan-kendaraan berukuran besar itu menjadi gambaran ritme industri tambang yang berjalan nyaris tanpa henti, mengantar ribuan pekerja menuju berbagai titik operasional setiap hari.

Kawasan kantor KPC tampak tertata dan asri. Pepohonan besar berjajar sepanjang jalan, menciptakan nuansa yang jauh dari kesan tambang pada umumnya.

Jalur pedestrian bersih dan tertib, sementara para pegawai berjalan dengan ritme kerja yang terarah, namun tetap santai, mencerminkan kultur perusahaan yang mengedepankan kenyamanan lingkungan kerja.

Setibanya di Kantor Pusat KPC, rombongan wartawan langsung mendapat sambutan hangat dari jajaran humas perusahaan.

Superintendent Public Communication, Siswahyudi, Supervisor Guest Relations, Ade Anang serta Officer Media Relations, Wahyu Sujatmiko menyambut dengan ramah dan mempersilakan para jurnalis masuk ke ruang pertemuan.

Kehangatan itu menjadi pintu pertama bagi dialog panjang mengenai operasi tambang raksasa ini.

Tak memerlukan waktu lama, rombongan wartawan diajak menuju Prima Square Area dengan menggunakan 1 bus, yang dipandu oleh sejumlah unit sarana tambang lainnya.

Di tengah perjalanan menuju Prima Squere Area, PT. KPC menjelaskan bahwa di sini bukan hanya melakukan aktivitas pertambangan saja, tapi juga memperhatikan aspek lingkungan pasca tambang.

PT. KPC melakukan penanaman sejumlah pohon di area pasca tambang.

Hal ini harus dilakukan, untuk mengembalikan ekosistem alam, sehingga memberikan manfaat bagi flora dan fauna hingga masyarakat nantinya.

Tiba di Prima Squere Area, para pekerja setempat memberikan arahan terhadap keselamatan pengunjung maupun pekerja di kawasan pertambangan, menjadi hal utama.

Petugas yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD), mengarahkan rombongan untuk menaiki unit Menhol untuk meninjau lokasi pertambangan di Pit Bendili Bintang.

"Rekan rekan media silakan masuk ke unit Menhol dan jangan lupa menggunakan sabuk pengaman, kalau tak ada yang menggunakan sabuk pengaman kita tak akan berangkat," kata salah seorang pekerja PT. KPC.

Di tengah perjalanan menuju Pit Bendili Bintang, rombongan kagum melihat sejumlah alat berat yang sedang beroperasi, seperti Liberty HD, water tank, maupun sarana Strada dengan menggunakan bendera perusahaan, yang berkibar tinggi di atas kabin mobil sebagai pertanda bagi pengendara lainnya yang melintas jalan hauling tersebut.

Sesampainya di Pit Bendili Bintang, salah seorang pekerja selaku Koordinator Planing di Pit Bendili, Denas menyampaikan, perencanaan produksi batu bara setiap hari, mingguan, bulanan, bahkan tahunan telah dipetakan dengan baik secara terukur.

"Di Pit Bendili ini salah satu area pertambangan yang memiliki hasil bumi kualitas prima atau terbaik di antara kawasan lainnya," kata Denas.

Dalam proses produksi, sejumlah alat berat dengan kapasitas tinggi dikerahkan untuk memperlancar aktivitas pertambangan tersebut.

Ada 3 unit pengeruk batu bara dengan kapasitas baket 90 ton yang beroperasi di pit tersebut.

Sedangkan mobil besarnya menggunakan kapasitas sekali angkut sekitar 300 ton.

Produksi batu bara di Pit Bendili ini mencapai 3,1 juta ton per tahunnya.

"Pit ini merupakan lokasi galian tambang yang paling dalam di seluruh Indonesia, yang mencapai sekitar 400 meter," ujar Denas.

Usai melihat jantung operasional di PT. KPC, rombongan kembali menuju Prima Square Area untuk ganti unit bis dan menuju area perkantoran PT. KPC.

Melalui kunjungan ini, kami dapat menyimpulkan bahwa aktivitas pertambangan yang dilakukan PT. KPC telah berjalan dengan baik sesuai aturan pertambangan, serta yang lebih penting memperhatikan aspek lingkungan. (ary)



Pasang Iklan
Top