Penampilan tari dari TK Teratai Loa Kulu.(Foto: Achmad Nizar/Kutairaya)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Suasana Taman Titik Nol di Tenggarong selalu meriah di setiap sabtu malam dengan adanya kegiatan Malam Ekspresi Budaya Tradisional.
Malam Ekspresi Budaya Tradisional ini merupakan sebuah wadah penampilan seni yang menjadi ruang publik bagi anak-anak untuk menampilkan berbagai kesenian daerah.
Program ini pertama kali diluncurkan pada akhir tahun 2023 dan terus berlanjut hingga kini dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kukar.
Koordinator Lapangan Hardi Winarno menjelaskan, kegiatan ini bertujuan sebagai sarana pembinaan, pelestarian dan ekspresi budaya bagi anak-anak dan komunitas seni yang ada di Kukar.
"Ini adalah bentuk komitmen Pemerintah untuk menyediakan ruang berekspresi mereka. Terutama bagi anak-anak sebagai upaya melestarikan budaya Kutai kedepannya," ujar Hardi pada Kutairaya.com di Taman Titik Nol, Tenggarong, Sabtu (18/10/2025) malam.
Pada kegiatan tersebut untuk penampilan akan diisi dari berbagai komunitas seni dan sekolah di Kukar, seperti TK Teratai Loa Kulu, Sanggar Gerecek Budaya, SMP Negeri 1 Tenggarong, melalui ekstrakurikuler puisi bahasa Kutai dan pertunjukan tari dan Orkestra Tingkilan Tepian Mahakam
Selain penampilan seni, kegiatan ini juga diisi dengan diskusi budaya atau ngapeh yang menghadirkan para seniman, seperti seniman sapek dan gambus untuk berbagi cerita mengenai upaya pelestarian budaya di zaman sekarang.
Lebih lanjut, ia menegaskan, untuk kegiatan ini pastinya bersifat terbuka. Komunitas seni maupun sekolah-sekolah yang ingin tampil hanya mengajukan diri atau merespon surat edaran dari Disdikbud Kukar melalui sekolah-sekolah.
"Antusias komunitas seni yang tampil sangat luar biasa, ini menunjukkan bahwa ruang publik seperti ini memang sangat dibutuhkan sebagai bentuk identitas budaya kita," tambahnya.
Ia berharap, agar kegiatan seperti ini bisa dilakukan diberbagai kecamatan dan desa-desa di Kukar.
"Idealnya bukan hanya di Ibu Kota Kabupaten Kukar yakni di Tenggarong saja, tapi juga di kecamatan dan desa lainnya. Bahkan jika bisa dibuat serentak di hari tertentu. Ini bisa jadi penggerak ekonomi juga, khususnya ekonomi kreatif dan UMKM," katanya.
Sementara itu, salah satu pengunjung yang berasal dari Desa Perjiwa, Kecamatan Tenggarong Seberang, Raina Salsabila mengaku senang dengan pertunjukkan di kegiatan malam ekspresi budaya ini.
"Saya senang ya, karena malam minggu disini saya bisa melihat penampilan yang hebat dari anak-anak yang suka dengan seni, ya harapan saya pasti untuk kegiatan ini bisa terus dilanjutkan, jangan sampai putus, kegiatan ini pastinya sangat bermanfaat bagi kita semua," tandasnya. (*zar)