• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Dapur SPPG MBG di Tenggarong.(Foto: Andri Wahyudi/Kutairaya)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com): Dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berada di Jalan Panjaitan, Kelurahan Loa Ipuh, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), memastikan makanan yang diberikan kepada anak sekolah terjamin kualitas dan gizinya, karena menggunakan bahan yang masih segar.

Kepala SPPG Makan Bergizi Gratis (MBG) Tenggarong, Idam menjelaskan, di dapur Panjaitan ini ada enam sekolah yang dilayani, yakni 2 sekolah jenjang SMP dan 4 SD.

Untuk SMP, ada di SMPN 1 Tenggarong dan SMPN 2 Tenggarong, sedangkan SD ada di SDN 018 Tenggarong, SDN 011 Tenggarong, SDN 01 Tenggarong dan SDN 03 Tenggarong.

"Kami di sini juga terlibat dalam pengawasan risiko, jadi aktif berkoordinasi dengan dinas terkait, terutama untuk keamanan pangan atau food safety. Walaupun dapur kami ini bersifat mandiri dan tidak bekerja sama langsung dengan pemerintah, tapi kami tetap menjalin koordinasi, seperti dengan Dinas Kesehatan agar makanan yang dikonsumsi anak-anak tetap aman," ujarnya, Selasa (7/9/2025).

Ia mengemukakan, kunjungan dari Dinas Kesehatan juga rutin dilakukan untuk memantau keamanan pangan di sini.

Mereka mengecek kondisi makanan, kelayakannya, sampai air yang digunakan untuk memasak.

Semua dilakukan agar standar kesehatan tetap terjaga.

"Untuk standar gizi, kami mengikuti ketentuan yang sudah ditetapkan. Jadi, kebutuhan gizi anak SD dan SMP itu berbeda, dan semuanya kami penuhi. Kami juga maksimalkan penyajian potongan buah dan sayur agar anak-anak mendapat asupan yang seimbang," katanya.

Kalau soal tenaga ahli, ada satu ahli gizi yang ditugaskan dari Badan Gizi Nasional (BGN).

Selain itu, Idam sendiri juga berlatar belakang ahli gizi dan saat ini menjabat sebagai Kepala SPPG.

Jadi pihaknya selalu berkoordinasi dalam penyusunan menu dan perhitungan kebutuhan gizinya.

Penyusunan menu dilakukan bersama antara ahli gizi, koki, dan bagian akuntansi.

"Kami menentukan menu berdasarkan siklus lima hari, Misalnya, minggu ini menyusun menu dan RAB-nya, lalu minggu depan menu itu mulai didistribusikan," ujarnya.

Beberapa waktu lalu, ada kunjungan dari Dinas Kesehatan untuk mengambil sampel makanan.

"Sekarang kami sedang dalam proses pengurusan sertifikasi halal. Sampel makanan baru saja diambil sekitar tiga hari yang lalu. Tujuannya agar kami bisa memastikan makanan yang diberikan kepada anak-anak benar-benar aman dan terjamin kehalalannya," tuturnya.

Idam mengatakan, respons dari pihak sekolah sejauh ini sangat baik.

Banyak orangtua mengaku terbantu karena tidak semua anak bisa membeli makanan sendiri.

Ketika sempat ada masa jeda distribusi, para orangtua bahkan menanyakan kapan program ini akan berjalan lagi.

Sejak distribusi dimulai kembali pada bulan Agustus, antusiasme orangtua sangat tinggi.

Para orangtua mengaku senang karena anak-anak mereka kembali mendapatkan makanan bergizi, sementara uang saku yang biasanya diberikan bisa dialihkan untuk kebutuhan lain.

Kemudian bahan makanan, seperti sayur dan buah disuplai dari petani di Tenggarong dan sekitarnya, bukan belanja dari pasar.

Petani mengantarkan ke dapur, karena sebelumnya sudah buat kontrak kerja sama dengan mereka.

"Kalau untuk ikan dan bahan laut lainnya, kita punya supplier sendiri. Mereka yang menyediakan dan menjual ikan kepada kami. Jadi untuk kebutuhan ikan, kami tidak ke pasar, tapi mengambil dari supplier atau kelompok nelayan yang sudah menjadi mitra tetap," ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini di Kukar ada 11 dapur SPPG yang tersebar di beberapa kecamatan.

Untuk di Tenggarong, ada 2 dapur dan ke depan akan bertambah lagi 3 dapur untuk memenuhi kebutuhan makanan bergizi gratis bagi anak-anak sekolah, baik SD maupun SMP.

Sementara itu, Kepala SMPN 1 Tenggarong, Imam Huzaeni mengatakan, program MBG yang diberikan pemerintah sudah berjalan dengan baik.

Semua murid bisa menerima makanan yang disediakan.

"Semoga ke depan bisa tetap konsisten makanan yang diberikan kepada siswa-siswi di SMPN 1 Tenggarong maupun sekolah lainnya. Karena program ini sangat membantu bagi anak-anak," tuturnya. (Dri)



Pasang Iklan
Top