Sanggar Seni Cahaya Mahakam. (Dok. Sanggar Seni Cahaya Mahakam)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Bermula dari seringnya mengikuti lomba seni tradisional, lahirlah sebuah sanggar seni yang aktif melestarikan budaya Kutai.
Sanggar Seni Cahaya Mahakam, yang dipimpin oleh Arief Fajrianur, kini menjadi salah satu sanggar seni yang cukup dikenal di wilayah Kalimantan Timur.
Awal terbentuknya Sanggar Seni Cahaya Mahakam bermula sejak tahun 2016. Saat itu, Arief bersama rekan-rekannya mengikuti lomba musik tradisional tingkilan dalam rangkaian acara adat Erau.
Meski saat itu personel masih dibilang tidak tetap, tapi dari situlah muncul cikal bakal terbentuknya sanggar seni ini.
"Resmi dan rutin berlatihnya kami mulai tahun 2018, tapi awal ikut lomba itu sudah sejak 2016. Dan 2018 kita mulai menetapkan personil dan membentuk tim yang serius," ujar Arief pada Kutairaya.com, di Sekretariat Cahaya Mahakam, Jumat (3/10/2025).
Cahaya Mahakam ini memiliki makna yang mendalam, ia menerangkan kata cahaya sendiri melambangkan harapan dan semangat tinggi agar seni tradisi terus hidup dan bersinar, sedangkan Mahakam diambil dari nama sungai besar yang menjadi sumber kehidupan masyarakat Kalimantan Timur.
"Cahaya itu harapan, supaya kesenian ini terus mengalir dan bercahaya. Sedangkan Mahakam itu sungai yang tidak pernah mati, kami berharap sanggar ini seperti itu terus mengalir, terus hidup," jelasnya.
Sanggar Seni Cahaya Mahakam saat ini fokus melestarikan dua kesenian, yaitu musik tingkilan dan tari jepen, yang merupakan bagian dari budaya Melayu Kutai.
Musik tingkilan sendiri merupakan musik tradisional khas dari Kalimantan Timur, namun kini mulai jarang diangkat oleh generasi muda.
"Kami awalnya fokus di musik tingkilan, karena waktu itu sudah mulai jarang yang mengangkat, skarang alhamdulillah sudah mulai berkembang, bahkan kami juga sudah menggarap tari, khususnya tari jepen," tambahnya.
Ia mengungkapkan, keinginannya untuk suatu hari bisa mengembangkan kesenian pedalaman Kaltim, namun hal itu memerlukan riset atau pengetahuan yang mendalam.
Saat ini, Sanggar Seni Cahaya Mahakam memiliki sekitar 30 anggota, terdiri dari pemusik dan penari. Penarinya berasal dari berbagai jenjang mulai dari SD hingga SMA, lokasi sekretariat sanggar seni Cahaya Mahakan terletak di Gang Kubur No. 3 RT 3, Kelurahan Melayu, Tenggarong.
Di tahun 2025 ini, sanggar ini sudah aktif tampil di berbagai acara, seperti Festival Musik Tradisi di Taman Budaya, tampil di Simpang Odah Etam, dan yang terbaru berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Tingkilan pada acara adat Erau lalu.
"Harapan saya, seniman dan keseniannya bisa sama-sama bersatu, kita ini punya visi dan misi yang sama yaitu melestarikan budaya. Apa yang kita tahu, kita wariskan ke generasi selanjutnya," tutupnya. (*zar)