• Senin, 08 Desember 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penari usia dini dari sanggar tari Delta Mahakam.(Dok: Delta mahakam)


KUKAR, (KutaiRaya.com) : Sanggar Tari Delta Mahakam telah menjadi wadah seni di Kecamatan Muara Jawa dalam membina anak muda ataupun usia dini untuk melestarikan seni tari tradisional dan modern.

Sanggar tari ini dipimpin oleh Muhammad Armansyah, sanggar ini aktif membina anak-anak dari usia dini hingga remaja agar bisa menjaga warisan budaya, khususnya tari Jepen Kutai di Muara Jawa. Delta Mahakam sendiri berdiri sejak 2010 dan memiliki makna yang kuat.

"Delta itu seperti pulau, nah kita ambil nama tersebut karena di Muara Jawa banyak pulau-pulau kecil di Sungai Mahakam, sungai ini saling terhubung ya, dan sungai itu juga terhubung dengan lautan, jadi sama seperti harapan kami agar sanggar ini bisa terhubung luas, hingga ke ajang yang lebih tinggi," ujar Armansyah saat dihubungi Kutairaya.com, Kamis (2/10/2025).

Sanggar Tari Delta Mahakam sendiri telah menggunakan sistem pembinaan sejak dini, dan saat ini Delta Mahakam memiliki sekitar 30 anggota, mulai dari siswa SD, SMP hingga SMA.

"Anak-anak usia dini itu memang masih suka bermain, tapi kami perlahan harus membentuk mereka untuk disiplin dan profesional. Pada saat latihan, hal pertama kami ajarkan adalah dasar-dasar etika dalam berpakaian tari, mana yang pantas dan tidak, dan untuk latihan rutin kami itu berada di samping kantor Kelurahan Muara Jawa Ilir yang kami sebut sebagai rumah seni," jelasnya.

Sanggar Delta Mahakam sendiri dikenal sebagai pelestarian tari Jepen Kutainya, selain Jepen, sanggar ini juga menyesuaikan dengan kebutuhan acara atau lomba dengan menampilkan tarian tradisional atau modern termasuk tari pedalaman.

"Dengan adanya sanggar ini, banyak sekolah di Muara Jawa yang kini mengenal dasar-dasar tari Jepen, dampaknya sudah terlihat dengan prestasi dari kesenian di Muara Jawa, karena memang tujuan kami untuk mengembangkan minat bakat kesenian di Muara Jawa," katanya.

Delta Mahakam juga sudah banyak tampil dan raih prestasi di ajang kesenian, seperti di Kukar Festival Budaya Nusantara (KFBN), EBIFF, kemudian Festival Juang Sanga-Sanga di mana mereka berhasil meraih juara 2 dan 4.

"Tapi kalau untuk tantangan itu, bagaimana kita bisa mempertahankan anggota kita, semisal terdapat anggota yang tamat SMA, umumnya mereka akan kuliah atau bekerja, karena itu, pembinaan usia dini ini cara kami agar regenerasi tetap berjalan," tuturnya.

Ia menyampaikan, untuk dukungan dari pemerintah, baik tingkat kecamatan maupun kabupaten sudah cukup merata.

Karena melalui berbagai kegiatan, dan ajang lomba, Sanggar Delta Mahakam merasa terbantu oleh dinas pariwisata maupun Dinas Pemuda dan Olahraga.

Tapi ia juga mengakui, bahwa tidak semua anggaran dari Pemerintah telah terealisasi, sehingga pihaknya tidak terlalu mengharapkan anggaran pada pemerintah dikarenakan kondisi keuangan pemerintah saat ini.

"Tapi kami tetap bersyukur karena semua sanggar di Kukar mendapat perlakuan yang adil dan support yang baik," tambahnya.

Ia berharap, Sanggar Delta Mahakam untuk bisa lebih dikenal secara luas, tidak hanya di tingkat daerah, tapi juga Nasional bahkan Internasional.

"Kami ingin bisa mewakili daerah, tampil di ajang-ajang besar, baik melalui undangan resmi maupun kompetisi, harapannya, anak-anak yang kami bina ini bisa menjadi duta budaya Kutai di masa depan," tukasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top