
Penari Sanggar Tari Tekolok di ajang Festival Kesenian Budaya Nusantara. (Dok. Sanggar Tari Tekolok)
TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Sanggar Tari yang berasa di Kecamatan Sebulu yaitu Sanggar Tari Tekolok, terus menunjukkan eksistensinya sebagai wadah pelestarian budaya di Kecamatan Sebulu, Kabupaten Kutai Kartanegara.
Terinspirasi dari penampilan Tari di ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tahun 2016, sanggar ini kini menjadi pusat kegiatan seni tari dan musik tradisional di Sebulu.
Ketua Sanggar Tari Tekolok, Nurul Yakin menjelaskan, terbentuknya sanggar ini diawali dari penampilan tari-tarian pada acara MTQ 2016 silam.
Saat itu, ia melihat antusias masyarakat dan para penari di ajang tersebut, akhirnya ia bersama rekannya untuk membentuk sebuah sanggar yang fokus pada pelestarian seni daerah.
"Waktu itu kita lihat banyak penari menggunakan kain dilipat di kepala, yang disebut tekolok kalau dari Kutai Sebulu. Dan dari situlah akhirnya kita ambil nama itu sebagai ciri khas sanggar kami," ujar Nurul pada Kutairaya.com, Rabu (1/10/2025).
Tekolok sendiri merupakan kain khas yang biasanya digunakan oleh perempuan, terutama ibu-ibu dan remaja saat pergi keladang, menanam padi, hingga panen. Lambang kesederhanaan dan kerja keras itu kemudian menjadi identitas unik sanggar ini.
Sanggar Tari Tekolok saat ini ada beberapa kesenian yang dilestarikan, seperti Tari Jepen, kemudian Tarsul, Tingkilan dan Bemamai.
"Kalau untuk Tarsul dan Jepen masih aktif. Tingkilan agak kurang personilnya, tapi kami tetapi semangat untuk melestarikan," katanya.
Saat ini, Sanggar Tari Tekolok memiliki sekitar 15 anggota, yang mayoritas berasal dari kalangan pelajar mulai dari SD, SMP, SMA dan Mahasiswa.
Meski terus berkembang, Sanggar ini memiliki beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti dalam hal pendanaan dan transportasi. Selama ini, kegiatan sanggar berjalan secara mandiri, tanpa dukungan dana rutin dari pihak manapun.
"Kalau ada rezeki, semoga kita bisa berangkatkan anak-anak untuk tampil. Kadang juga kita dipanggil oleh Kecamatan atau pemerintah untuk tampil di acara-acara seperti FKBN atau TIFAF," jelasnya.
Untuk kedepannya ia berharap, ada perhatian lebih dari pemerintah terhadap komunitas budaya seperti Sanggar Tari Tekolok.
"Saya harap pemerintah melirik kami, Karena sanggar ini satu satunya di Kecamatan Sebulu," tukasnya. (*zar)