• Jum'at, 17 Oktober 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penampilan Sri Bangun Art di ajang lomba tari Jepen Kreasi dari Disdikbud Kukar Saat Event Erau Adat Kutai 2025.(Dok: Sri Bangun Art)


TENGGARONG, (KutaiRaya.com) : Sanggar Tari Sri Bangun Art menjadi wadah bagi generasi muda yang ingin mengembangkan bakatnya dibidang tari khususnya di Kecamatan Kota Bangun, Kabupaten Kutai Kartanegara. Karena Kecamatan Kota Bangun masih minim wadah seni untuk menyalurkan bakat.

Didirikan oleh Emelda Mayrita, lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, sanggar ini lahir dari kurangnya fasilitas atau wadah seni di Kecamatan Kota Bangun.

"Waktu itu sekitar tahun 2016, saya masih kuliah di ISI Jogja. Di Kecamatan Kota Bangun juga belum ada sanggar tari. Nah anak-anak yang ingin belajar tari tidak punya tempat. Dari situlah saya berpikir untuk membuat Sanggar Tari," ujar Emelda pada Kutairaya.com, Selasa (30/9/2025).

Awalnya, kegiatan sanggar hanya diisi oleh beberapa anak yang tertarik belajar tari, tapi karena kesibukan kuliah, sanggar ini sempat vakum, namun sejak Emelda lulus ditahun 2018, Sanggar tari tersebut kembali aktif dan berkembang.

Selepas pandemi Covid-19 tahun 2022, sanggar Sri Bangun Art membuka pendaftaran anggota baru dan mendapat antusias luar biasa. Sekitar 40 anak mendaftar, dan hingga tahun 2025 ini jumlah anggota aktif mencapai 60 orang.

Nama Sri Bangun Art ini diambil dari nama salah satu kerajaan tertua yang ada di Kecamatan Kota Bangun yaitu Kerajaan Sri Bangun.

"Kami ingin menghidupkan kembali nilai-nilai budaya Kutai, termasuk sejarah Kecamatan Kota Bangun itu sendiri," ucapnya.

Saat ini, Sri Bangun Art fokus pada jenis kesenian tari tradisional, terutama tari Jepen dan tari dayak. Dulunnya ia merencanakan untuk sanggar ini bisa mewadahi berbagai bentuk seni lainnya, seperti musik, seni rupa dan teater.

"Namun karna ada beberapa kendala, kita saat ini fokus seni tari dulu," imbuhnya.

Sanggar tari Sri Bangun Art sendiri terletak di RT 13, Desa Kota Bangun Ilir, Kecamatan Kota Bangun. Disinilah para anggota mulai dari siswa SD kelas 3 hingga remaja SMA dan umum berlatih.

"Awal-awal kami benar-benar dari nol, kostum pun kami buat sendiri dari kain bekas, tapi sekarang alhamdulillah sudah lumayan. Kami punya beberapa koleksi kostum, meskipun masih banyak yang perlu ditambah, kemudian untuk kendala lainnya seperti alat transportasi untuk kita pertunjukkan," ungkapnya.

Sri Bangun Art sendiri sudah banyak ikut tampil untuk menunjukkan kesenian Kutai, khususnya untuk tahun 2025, Sri Bangun Art pernah mengisi acara Eroh Bebaya di Yogyakarta, tampil di East Borneo International Folklore Festival (EBIFF).

"Prestasi juga kami meraih juara 3 lomba tari Jepen kreasi dalam ajang Erau yang diadakan Disdikbud Kukar beberapa hari yang lalu, kemudian, meraih juara di ajang FLS3N," paparnya.

Lebih lanjut, ia berharap, Sri Bangun Art bisa terus berkembang dan bisa dikenal luas. Ia juga berharap, ada dukungan dari berbagai pihak agar sanggar ini bisa memiliki tempat latihan yang layak, kostum tari yang lengkap bahkan alat musik.

"Harapannya Sri Bangun Art bukan cuma wadah tari, tapi bisa menjadi pusat seni di Kecamatan Kota Bangun, tempat anak-anak bisa tumbuh dengan seni dan budaya mereka," pungkasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top