Rehabilitasi Ruang Belajar di SDN 019 Tenggarong.(Andri wahyudi/kutairaya)
TENGGARONG,(KutaiRaya.com): Pembangunan ruang belajar menjadi kebutuhan mendesak dan perlu perhatian serius dari pemerintah dan pihak swasta (perusahaan), khususnya tingkat Sekolah Dasar (SD).
Sejumlah bangunan sekolah masih tampak memprihatinkan dan memerlukan sentuhan perbaikan.
Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara (Kukar) total ada 486 SD swasta dan negeri masih memerlukan ruang belajar yang layak dan nyaman bagi murid.
Pembangunan ruang belajar ini memang bisa dipenuhi semuanya, namun dilakukan secara bertahap agar ada pemerataan pembangunan sarpras sekolah.
Anggota Komisi IV DPRD Kutai Kartanegara (Kukar), Muhammad Idham mengatakan pihaknya sudah beberapa kali berkunjung ke sekolah-sekolah yang bangunannya tertinggal dari yang lain, seperti di Kecamatan Loa Kulu, Marangkayu, Muara Badak dan Tenggarong.
"Harapan kita, pemerintah itu lebih prioritaskan bangunan ruang belajar dulu. Pada saat Rapat Dengar Pendapat (RDP), kami juga minta untuk prioritas pembangunan. Jadi ketika ada anggaran untuk pengadaan-pengadaan seperti mebeler ditunda dulu. Kita maunya 5 tahun ke depan, sekolah-sekolah kita itu gak ada lagi yang tidak layak," ujarnya, Senin (22/9/2025).
Idham menjelaskan, rata-rata sekolah itu membutuhkan bangunan ruang belajar.
Menurutnya, ada banyak sekolah yang bangunannya sudah tidak layak, tapi masih digunakan untuk belajar.
Tentu hal ini akan membuat anak-anak ke tidak nyaman dalam belajar.
Pembangunan pendidikan ini bukan hanya diperoleh dari APBD, tapi juga CSR perusahaan yang diharapkan dapat membantu untuk membangun sekolah.
Ia berharap pihak kecamatan saat menggelar Musrenbang mengundang sejumlah perusahaan.
"Jadi jika ada sekolah yang ruangannya kurang bagus dan juga tidak layak mintalah ke perusahaan-perusahaan, untuk membantu bangun satu lokal atau sapras lainnya. Jangan cuma kekayaan alam yang mereka keruk, sedangkan kontribusinya tidak ada," ujarnya.
Sementara itu, Kasi Sapras, Bidang Pendidikan SD, Disdikbud Kukar, Al Adawiyah mengatakan, tahun ini Disdikbud fokus pada pembangunan di 50 SD yang tersebar di setiap kecamatan. Saat ini baru sudah berjalan semua, seperti di Sebulu di SDN 018, Loa Kulu SDN 005, ada Samboja SDN 019, SDN 023 Samboja, 038 Samboja, dan SDN 019 Tenggarong dengan pengerjaan sekitar 60% progresnya.
"Tahun ini imbang pembangunan dan perbaikan, ada penambahan ruang kelas, pembangunan toilet, dari semua sub kegiatan ada, misalkan pembangunan pagar, pagar penting juga untuk sekolah," jelasnya.
Pemenuhan sarpras ini tidak sepenuhnya bisa diakomodir Disdikbud Kukar, karena adanya rasionalisasi dan efisiensi anggaran.
Ia menambahkan, ada beberapa sekolah di Kukar yang masih kekurangan ruang kelas, dan ada yang masih sekolahnya itu bagi shift, misalkan kelas 1 masuk di jam pertama sampai jam 10.
"Kami prioritaskan untuk pembangunan dan rehab yang memang membutuhkan atau mendesak. Dan untuk sekolah yang lain akan diakomodir di tahun 2026 mendatang," ujarnya.
Salah satu Sekolah Dasar yang menerima bantuan, Kepala Sekolah SDN 019 Tenggarong, Syalawati menyampaikan rasa syukur telah mendapat bantuan berupa pembangunan tiga lokal.
Bangunan yang dulunya kayu, sekarang akan dijadikan bangunan permanen beton, tiga ruang kelas.
"Alhamdulillah kami dibantu kegiatan untuk pembelajaran siswa. Walaupun masih ada kekurangan yang lain, misalnya untuk aula tidak ada, dan mushala khusus juga tidak ada. Semoga, bisa maksimal dengan adanya bangunan tiga ruang yang selesai dibangun tahun 2026,"ucapnya. (dri)