• Jum'at, 19 September 2025
logo
DPRD Provinsi Kalimantan Timur



Penampilan gladi bersih ceremony Erau adat Kutai 2025 di Stadion Rondong Demang.(Foto: Achmad Nizar/Kutairaya)


TENGGARONG, (Kutairaya.com) : Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, Opening Ceremony Erau Adat Kutai 2025 dipastikan akan menjadi pertunjukan yang luar biasa.

Saat ini, para penari massal yang dibina langsung oleh tim produksi dari Yayasan Terminal Olah Seni (TOS) tengah melakukan gladi bersih untuk persiapan akhir menuju hari pelaksanaan pada Minggu, 21 September 2025 mendatang.

Pimpinan Produksi dan ketua Yayasan TOS Deprianur mengatakan, kegiatan gladi bersih ini menjadi bukti bahwa kreativitas dan semangat gotong royong mereka mampu mengatasi berbagai tantangan, salah satunya keterbatasan anggaran.

"Walau dengan anggaran yang terbatas, Alhamdulillah kami bisa memaksimalkan penampilan ini, hari ini gladi bersih berjalan lancar, dan cuaca juga sangat mendukung, semoga untuk hari pelaksanaannya juga begitu," ujar Depri di Stadion Rondong Demang pada saat Gladi Bersih, Kamis (18/8/2025).

Ia menyampaikan, tahun ini menjadi tahun ketiga TOS dipercaya oleh Disdikbud Kukar untuk mengelola Opening Ceremony Erau. Setelah dua tahun sebelumnya menampilkan tari massal, kini TOS akan menampilkan drama kolosal.

Drama ini mengangkat kisah Sultan Aji Muhammad Idris, yaitu pahlawan nasional dari Kutai yang ditetapkan oleh Presiden RI Joko Widodo saat itu pada tahun 2022.

Kisah ini bukan hanya hiburan, tapi juga sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat tentang sejarah perjuangan Sultan Idris, dalam pertempuran di Tanah Wajo bersama pasukan Kutai.

"Ini bukan sekadar pertunjukan seni, tapi juga edukasi, banyak siswa dan masyarakat kita belum tahu siapa Sultan Aji Muhammad Idris, untuk itu ini momen yang pas memperkenalkan beliau," jelasnya.

Pertunjukan ini melibatkan sekitar 400 peserta dari berbagai kelompok seni di Kukar. Mereka telah melalui seleksi ketat dan mewakili berbagai sanggar, paguyuban, serta komunitas seni yang tersebar di Kukar.

"Semua yang tampil adalah anak-anak terbaik Kukar, kami gabungkan banyak unsur seni, ada tari, musik, dan tentu saja drama yang menggiring alur cerita," tambahnya.

Dengan waktu persiapan yang hanya kurang dari 30 kali pertemuan, tantangan terbesar bukan hanya soal waktu, tapi juga anggaran yang minim, padahal untuk acara sebesar ini idealnya membutuhkan waktu persiapan hingga 6 bulan.

"Kami kerja ekstra keras, apalagi kegiatan massal seperti ini seharusnya disiapkan jauh hari, tapi berkat kerja keras tim, dukungan semua pihak, dan semangat teman-teman di produksi, semua bisa kami atasi," katanya.

Selain itu respons dari pihak Disdikbud pun sangat positif. Kepala Disdikbud Kukar Tauhid Aprilian Noor, yang hadir dalam gladi bersih, memberikan apresiasi dan mengaku kagum dengan hasil kerja tim di kondisi saat ini.

"Ternyata dengan anggaran yang minim pun bisa menghasilkan pertunjukan yang maksimal, ini bukti semangat tim kami yang luar biasa," tuturnya.

Setelah dua tahun terakhir mengangkat tema sejarah, tahun ini TOS ingin lebih menekankan bagaimana kesenian Kutai bisa naik kelas.

"Kalau tahun lalu fokusnya sejarah, tahun ini kami ingin seni budaya Kutai benar-benar bisa naik kelas," tandasnya. (*zar)



Pasang Iklan
Top