Ilustrasi Pasar Segiri Kota Samarinda pada aktivitas jual-beli masyarakat Kota Samarinda. Selasa (16/09/2025).(Foto: Abi/KutaiRaya)
SAMARINDA, (KutaiRaya.com): Fluktuasi harga beras, minyak goreng, bawang merah dan bawang putih mengalami banyak penurunan di beberapa daerah. Meskipun kenaikan juga terjadi di sebagian daerah di Kaltim, Selasa, (16/09/2025).
Tercatat, harga beras di Kaltim mengalami fluktuasi pada periode September (09-16/09/2025). Nampak pergerakan angka secara dinamis di berbagai daerah di Kalimantan Timur. Berdasarkan data Laman Informasi Ekonomi Komoditas Kaltim (Lamin Etam) yang dihimpun KutaiRaya.com.
Kota Balikpapan mencatat kenaikan tipis, harga beras di harga Rp 16.600 dari Rp 16.550 pada hari-hari sebelumnya. Untuk Kota Bontang, terpantau harga beras masih stabil di angka Rp 17.000 sama seperti hari sebelumnya. Pergerakan stabil juga dirasakan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang memiliki selisih harga 250 rupiah (16.750) lebih rendah dari Kota Bontang.
Tidak hanya Kukar dan Bontang, Kabupaten Paser juga mengalami kestabilan harga di angka Rp 17.500. Sedangkan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) lebih rendah 150 rupiah (17.350) dibanding Paser.
Tren turunnya harga beras, juga dirasakan oleh Kabupaten Berau. Meskipun penurunan harga tidak terlalu berdampak pada harga yang beredar. Harga semula Rp 16.750 menjadi Rp 16.700.
Untuk Kabupaten Kutai Timur, selisih harga turun berada di angka Rp 300 rupiah dibanding harga sebelumnya Rp 16.300 menjadi Rp 16.000. Berbeda dengan Kutai Barat, harga turun drastis dibanding dengan Kab/Kota lainnya. Yakni semula Rp 17.300 menjadi Rp 16.550, selisih 750 rupiah. Meskipun mengalami penurunan, Pasar Olah Bebaya di Kutai Barat masih menjual beras di angka Rp 18.000/Kg.
Untuk Kabupaten Mahakam Ulu penurunan terjadi dengan selisih 200 rupiah dengan harga semula Rp 19.450 menjadi Rp 19.250.
Terakhir, Kota Samarinda tercatat juga mengalami penurunan dari Rp 16.300 menjadi Rp 15.950. Meskipun, Pasar Bengkuring tercatat menjual harga beras paling tinggi di banding Kab/Kota lainnya yakni Rp 19.500. Lebih tinggi di banding Pasar Olah Bebaya Kutai Barat. Harga terendah di Samarinda, berada di Pasar Kedondong dengan akumulasi harga pasar di Rp 14.500.
Fluktuasi Minyak Makan di Kaltim
Untuk minyak makan, harga tertinggi ada di Kab. Mahakam Ulu dengan harga Rp 27.500/liter. Harga terendah berada di Kab. Berau dengan esrimasi harga di angka Rp 12.250.
Untuk Kota Samarinda, akumilasi harga minyak makan berada di angka Rp 19.750 dengan pasar tertinggi di Pasar Lok Bahu dengan harga Rp 22.000 dan harga terendah di Pasar Palaran Rp 18.000
Kota Bontang stabil di angka Rp 23.000, Balikpapan Rp 19.250, Kutai Barat mengalami penurunan dari Rp 22.250 menjadi Rp 21.500. Untuk Kutai Kartanegara berada di angka stabil Rp 20.500. Sedangkan Kutai Timur, diangka Rp 19.500.
Untuk Kab. Paser dan PPU, sebelumnya harga berada di Rp 21.000. Namun, Kab. Paser mengalami kenaikan sebesar 500 rupiah.
Fluktuasi Pergerakan Harga Bawang Merah
Untuk komoditas bawang merah, harga tertinggi berada di Kab. Mahakam Ulu dengan harga tidak berubah Rp 60.000, lalu di ikutin Kota Balikpapan dengan harga Rp 55.250. Untuk posisi ketiga, Kab. Berau memegang harga Rp 55.000 dini hari, yang sebelumnya harga bawang merah sama dengan Kab. Mahakam Ulu.
Untuk Kutai Barat juga berada di angka Rp 50.000, berbeda Rp 10.000 dari Kabupaten tetangganya Mahakam Ulu. Kota Bontang berada diangka Rp 48.350 sebelumnya, menjadi Rp 45.000 dini hari.
Kota Samarinda semula Rp 44.600 menjadi Rp 42.200. Kutai Kartanegara turun menjadi Rp 46.000 yang semula Rp 47.500. Untuk Kutai Timur tidak mengalami kenaikan atau penurunan dan stabil diangka Rp 55.000. Untuk Kab. Paser berada di harga Rp 45.000 dan selisih 5000 rupiah lebih rendah dari Penajam Paser Utara Rp 50.000 tidak mengalami fluktuasi.
Bawang Putih Cenderung Stabil
Untuk bawang putih, data relatif tidak mengalami perubahan di beberapa Kab/Kota. Seperti Balikpapan di harga Rp 42.750, Bontang Rp 38.350, Berau Rp 39.000, Kutim Rp 40.000, Mahakam Ulu Rp 50.000 dan Paser Rp 40.000.
Sementara, Kota Samarinda mengalami penurunan dari Rp 35.900 menjadi Rp 35.700. Kutai Barat mengalami kenaikan yang semula Rp 42.500 menjadi Rp 45.000. Kutai Kartanegara juga mengalami kenaikan yang semula Rp 35.000 menjadi Rp 37.500. Sedangkan Penajam Paser Utara, mengalami penuruan sebesar 5000 rupiah dari semula Rp 45.000.
Sehingga, komoditas beras dengan akumulasi harga tertinggi berada di Kab. Mahakam Ulu (Rp 19.250), meskipun harga ecer tertinggi di pasar berada di Pasar Bengkuring (Rp 19.500/kg).
Untuk komoditas minyak makan, Kab. Mahakam Ulu masih mendominasi harga tertinggi di angka Rp 27.500 dan terendah di Kab. Berau dengan harga Rp 12.250
Sementara itu, komoditas bawang merah juga di dominasi oleh Kab. Mahakam Ulu dengan harga Rp 60.000 dan harga terendah berada di Kota Samarinda dengan rata-rata Ro 42.200. Sedangkan bawan putih, paling rendah rata-rata harga berada di Kota Samarinda Rp 35.700 dan harga tertinggi di Kab. Mahakam Ulu dengan harga Rp 50.000.
Sebelumnya, kenaikan harga dalam skala besar juga pernah terjadi pada Bulan Agustus 2025 kemarin. Harga beras mencapai Rp 800.000 - Rp 1.200.000/ 35Kg, minyak makan Rp 200.000/2L dan Gas LPG 3Kg mencapai angka Rp 400.00/tabung di Kab. Mahakam Ulu (Mahulu). Hal ini disebabkan kekeringan dan surutnya air sungai yang menjadi jalur utama distribusi sembako di Mahulu, terurama di Kecamatan Long Apari, Mahulu.
Tidak hanya itu, akses darat penghubung ke Kab. Mahakam Ulu juga harus ditempuh dengan waktu yang lebih lama.
Narasi ini, juga didukung oleh Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji saat diwawancarai terkait melonjaknya harga sembako di Mahulu pada bulan lalu. Dirinya membenarkan, bahwa lonjakan tersebut akibat akses jalan yang kurang memadai.
“Bantuan logistik ke pedalaman Mahulu akan segera di berangkatkan, sambil kita juga memfokuskan perbaikan infrastruktur sebagai jangka panjangnya,” ucap Seno Aji pada wawancara bulan lalu.
Bukan tanpa kepastian perbaikan infrastruktur jalan, Pemprov Kaltim telah menganggarkan Rp 200 Milliar pada APBD Murni untuk melakukan perbaiikan jalan sepanjang 20 Km dari 145 Km panjang jalan dari Kutai Barat menuju Mahulu. Ditargetkan, pada Desember 2025 mendatang proyek perbaikan jalan sudah dapat diselesaikan.
“Kita mengerjakan kurang lebih 20 Km saja, karena sisanya itu menggunakan BBPJN (Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional) Kaltim melalui APBN,” jelas Kepala Bidang Bina Marga DPUPR& Pera Kaltim, pada wawancara Kamis (21/08/2025) bulan lalu.
Dengan demikian, diharapkan perbaikan infrastruktur jalan penghubung Mahulu dapat segera diselesaikan. Pasalnya, infrastruktur juga memberikan andil besar dalam fluktuasi sektor ekonomi bagi masyarakat sekitar, terkhusus Kab. Mahakam Ulu. (*Abi)